Singto terbangun dari tidurnya saat merasakan sakit di dadanya, ia melihat krist masih betah memejamkan matanya sembari menghisap putingnya. Ya, walau dadanya tak sebesar dada wanita namun semalam krist meminta ingin menyusu padanya!? Benar-benar aneh, bukan?
Singto pikir itu hanya sementara tapi ternyata krist menyusu hingga pagi.
"Phi..." Ucap singto sembari menjauhkan tubuhnya namun krist malah memeluknya erat dan kembali menghisap putingnya seperti bayi yang kelaparan.
"Phi krist, bukankah kita harus bekerja" ucap singto, membuat krist membuka sedikit matanya menatap wajah indah sang suami.
"Kepala ku pusing" gumam krist tanpa berniat untuk melepas puting singto dari bibirnya, ia kembali menghisap puting singto dan memejamkan matanya.
Singto meletakan tangannya di kening krist merasa suhu tubuh krist, namun keningnya tak hangat, padahal tadi malam krist terlihat baik-baik saja, kenapa tiba-tiba tak enak badan?
"Puting ku sakit, phi!" Ucap singto.
"Sebentar saja" ucap krist sembari terus menyusu di sana.
"Jika puting ku terluka aku tak akan memberi phi jatah selama satu minggu!" Ancam singto sehingga membuat krist langsung melepas bibirnya.
Benar saja, puting singto memerah dan membengkak, itu benar-benar perih karna di hisap oleh bayi besar.
Krist beranjak dari ranjang berjalan menuju toilet, ia memuntahkan isi perutnya disana. Entah kenapa saat dia melepas bibirnya dari puting singto rasa pusing dan mual semakin kuat menghampirinya.
"Phi kenapa?" Tanya singto sembari memijat tengkuk leher krist.
"Entahlah" gumam krist.
"Sebaiknya phi beristirahat di rumah, biar aku ke kantor sendiri" ucap singto.
"Jika aku di rumah, kamu juga harus di rumah. Aku tak mau kamu ke kantor sendiri apa lagi bertemu dengan pria yang bernama poon itu!" Ucap krist.
"Bukankah phi tahu sendiri pekerjaan kita masih sangat banyak? Jika aku juga di rumah pekerjaan kita tak akan selesai nanti" ucap singto.
"Itu tak penting" ucap krist.
"Itu penting, phi" ucap singto.
"Sing, aku ingin menyusu lagi" ucap krist dengan wajah lemasnya, membuat singto menatap tak percaya.
"Tidak!" Tekan singto.
"Rasanya kepala ku pusing, aku ingin muntah, tapi saat menyusu dengan mu pusingnya sedikit terobati" ucap krist.
"Itu pasti hanya akal-akalan phi!" Ucap singto sembari berjalan keluar dari toilet meninggalkan krist sendiri.
****
Wajah krist pucat, kepalanya pusing, dia juga masih mual, namun krist tetap ikut ke kantor, sebenarnya singto sudah melarang krist ikut namun krist tetap kekeuh ingin ikut karna takut singto akan di goda oleh pria lain saat dia tak di kantor nanti.Sebelum ke kantor, singto dan krist mengantar jenny ke sekolahnya lebih dulu.
"Apa phi krist baik-baik saja?" Tanya jenny saat melihat krist sepertinya tak sehat.
"Ya, hanya sedikit pusing dan mual" ucap krist.
"Oh, pusing dan mual? Itu seperti ciri-ciri orang hamil" ucap jenny sambil terkekeh kecil.
"Bisa juga karna kurang beristirahat" ucap singto, mengingat jika kemarin mereka kurang istirahat.
"Benar! Lagi pula phi krist dan phi sing tak mungkin bisa hamil 'kan? Kalian sama-sama pria!" Ucap jenny.
YOU ARE READING
Possessive Boss ✓
FanfictionDingin, menyebalkan, semua orang selalu salah di mata seorang krist perawat, atasan singto di kantor. Namun bodohnya singto tetap bertahan dengan bos menyebalkannya itu. Bxb, mature content, m-preg, krist seme, singto uke(!)