5

688 57 2
                                    

"Semua sudah mengumpulkan formulir study tour?" tanya seorang guru muda yang kini memegang tumpukan formulir di tangannya. Tak ada jawaban dari para murid kelas 5-A yang kini ia pegang. "Ibu anggap yang tidak mengumpul berarti tidak ikut, ya."

"Mari kita pilih ketua regu kelas dulu hari ini, bagi yang tidak mengikuti study tour kali ini, bisa memisahkan diri dulu ke belakang?" pinta Bu Guru

Lalu satu anakpun berdiri dan pindah ke bangku paling belakang, murid yang paling aktif dan pintar adalah satu-satunya yang tidak mengikuti study tour kali ini. Membuat sang wali kelas mengernyit bingung.

"Boruto, kau tidak ikut?" tanya guru yang biasa disapa Kina itu.

"Tidak, bu," jawabnya singkat.

Wanita berumur awal tigapuluh tahun itu menatap heran. Boruto yang terkenal produktif tiba-tiba tidak ikut study tour terakhir di sekolah dasar. Ia ingin tau apa yang menghalanginya.

Begitu bel istirahat berbunyi, ia bilang pada Boruto untuk pergi ke kantornya sepulang sekolah. Anak itu menurut dan menunggu wali kelasnya di depan meja guru.

"Boruto sedang menunggu Bu Kurenai, ya?" tanya salah satu guru di sana.

"Iya."

"Sebentar lagi kau naik kelas. Apa sudah ada rencana melanjutkan sekolah di mana?"

Boruto mengernyit. Heran kenapa tiba-tiba ditanya begitu. Tapi ia tetap menanggapinya dengan normal.

"Mungkin saya akan lanjut ke konoha."

"Konoha? Kenapa jauh sekali, memangnya ada siapa di sana?"

"Ada pahlawan dunia, pak guru."

Guru tersebut tertawa bariton khas bapak-bapak, guru-guru yang mendengarnya pun ikut tertawa. Selama ini mereka kenal Boruto sebagai anak jenius yang terlalu serius. Ternyata dia juga punya idola seperti anak-anak lain.

"Bagus-bagus. Belajarlah yang benar, bapak yakin suatu hari nanti Hokage akan melihatmu."

Boruto tersenyum. Tak berselang lama, wanita yang akrab dikenal sebagai Kurenai datang lalu duduk di balik meja guru miliknya. Boruto yang sedari tadi berdiri dipersilakan duduk berhadapan dengannya.

"Kita langsung pada intinya ya, Boruto," ujar Kurenai tampak serius. Membuat Boruto berdebar tidak karuan. "Kenapa kau tidak ikut study tour?"

Boruto bernafas lega, ia pikir ada masalah. Ternyata hanya menyangkut study tour. "Saya kesulitan mendapat izin dari orang tua."

"Begitukah? Kalau boleh tau, masalahnya apa, Boruto?"

"Entahlah. Ibu hanya bilang tidak boleh."

Kurenai mengangguk pelan. "Boruto sendiri punya keinginan untuk pergi ke Konoha?"

"Ingin sekali, Bu. Pergi ke Konoha adalah wishlist yang setidaknya harus saya wujudkan sekali sebelum mati."

Kurenai tersenyum. "Baiklah kalau begitu. Kau boleh pulang. Maaf ya sudah menyita waktumu."

Boruto pergi dari sana dengan heran. Hanya ditanya begitu saja?

To be continued.

It's Too Late, is It?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang