"Selamat pagi anak-anak, sebentar lagi kita sampai di hotel Kaminari. Bawa semua barang-barang kalian ke dalam kamar masing-masing, dan pastikan barang berharga kalian tidak tertinggal di bus."
Sebagian besar murid di dalam bus terbangun dari tidur mendengar suara guru mereka melalui speaker. Termasuk Boruto dan Shinki. Mereka menggeliat di atas kursi karena lelah dan sudah tidak sabar untuk turun. Boruto bahkan mulai membayangkan dirinya membanting diri di atas kasur berselimut tebal.
Di tengah-tengah itu, mendadak suasana bis menjadi ramai. Para murid merapat ke jendela bagian kiri, seraya menunjuk-nunjuk sesuatu.
"Hei, lihat! Patung para hokage kelihatan dari sini!" celetuk seseorang.
Shinki nampaknya tertarik untuk melihat, ia berdiri dari tempatnya duduk dan ikut berdesak-desakkan bersama yang lain. Boruto memilih untuk tetap di kursi meskipun ia tidak bisa bohong ia juga sangat ingin melihat patung hokage dengan mata kepalanya sendiri.
Lima menit kemudian, bus mereka berhenti di halaman hotel. Pemandangannya tampak lebih bagus di sini, patung para hokagepun kelihatan lebih jelas, para murid berdesakkan keluar dari bus. Lagi-lagi Boruto memilih diam di bangku menunggu orang lain keluar lebih dulu. Ia tidak bisa berdesak-desakkan dengan orang sebanyak itu. Mood Boruto pasti sudah hancur duluan bahkan sebelum turun bis. Sembari ia menghayati patung hokage yang kini kelihatan dari jendela di sisi ia duduk.
Boruto pernah dengar kalau ada ruangan tersembunyi di balik patung-patung itu. Ia membaca semua teori konspirasinya, dan ia percaya bahwa memang ada ruangan tersembunyi di dalamnya di mana yakuza-yakuza saling berkelahi, menjual barang ilegal, dan hal buruk lainnya.
Lalu Naruto sebagai hokage yang menjabat ternyata ikut andil dalam kegiatan tersebut. Tapi plot twistnya, ternyata ia sedang menyamar untuk memberantas kegiatan ilegal itu sampai akar-akarnya.
Kapanpun Boruto membayangkannya, ia selalu mendapat kepuasan tersendiri. Tanpa sadar, sosok Naruto Uzumaki telah masuk ke dalam hatinya lebih dari yang Boruto tau.
Ia mengarahkan kamera ponselnya pada patung hokage dan menekan tombol volume sebanyak-banyaknya. Ia sempatkan untuk selfie dengan patung hokage.
Ia kirim foto-foto itu pada Ibunya yang langsung merespon.
Bagus.
Ia turun dari bus setelah semua anak jalan meninggalkannya duluan ke dalam lobi hotel. Ransel besar miliknya disampirkan sebelah bahu, sehingga membuatnya berjalan terseok-seok sambil menahan berat sebelah. Belum lagi tas khusus makanan yang sudah disiapkan Hinata ternyata lumayan merepotkan.
Ia berjalan secepat mungkin untuk segera sampai. Namun tiba-tiba seseorang menabraknya dari arah belakang. Boruto sempoyongan menahan tubuhnya agar tidak jatuh. Tapi tas khusus makanan yang Ibu bawakan terjatuh cukup keras ke lantai marmer lobi hotel. Boruto bisa dengan suara sendok beradu dengan lantai.
"Kau baik-baik saja?" Seorang pria dewasa dengan rambut klimis yang dikuncir tinggi memegangi bahu Boruto. "Maafkan aku, saking buru-burunya aku tidak melihatmu."
Pria dewasa itu membantu mengambilkan tas Boruto yang terjatuh.
Boruto mengangguk sopan. "Tidak mengapa, silakan lanjutkan kegiatan Anda, Paman."
Alih-alih pergi, pria itu mencoba mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Sebuah kartu nama dengan desain minimalis dan logo daun khas desa konoha.
"Siapa namamu?" tanya Pria itu.
"Boruto."
"Nah Boruto, aku buru-buru sekarang. Ambillah kartu namaku, dan hubungi aku kalau kau cedera atau ada barang yang rusak. Aku akan tanggung jawab."
"Tidak perlu paman. Aku sungguh baik-baik saja." Boruto menolak dengan sopan. Kedua tangannya mendorong kartu nama itu kembali pada pemiliknya.
"Eeh! Ambillah, aku memaksa." Pria tinggi yang tadinya berlutut untuk menyejajarkan tingginya dengan Boruto kini berdiri. "Kalau kau mau cari aku datanglah ke kantor Hokage. Aku bekerja di sana. Sekali lagi aku minta maaf."
Pria itu lalu pergi ke dalam hotel terburu-buru. Meninggalkan Boruto yang masih termenung di tempat. Ia memicing untuk membaca kartu nama tersebut lebih jelas.
Shikamaru Nara
To be continued.
It's legal to follow me, guys.
@amsihere