Prologue

20 8 1
                                    

"Biarkan aku menceritakan sebuah dongeng…" Perempuan itu melepas topinya, menerbangkan jutaan kupu-kupu dari antah berantah yang seketika menangkap semua percikan kekaguman penontonnya.

"Di Terebis, ada kisah tentang 'Harapan kematian selalu lebih baik dari harapan kehidupan' kau percaya?" Mata birunya dalam dan kosong, siapapun akan tersesat dalam tatapannya. Ia tidak peduli walau mayoritas penonton nya adalah anak-anak dan remaja, ia tetap akan membawa kisah gelap tentang kematian.

Ia tersenyum ganjil melihat semua seruan ketidakpercayaan mereka tentang itu. Rambut hitamnya tergerai bebas seperti tirai berat di kastil-kastil yang ditiup angin laut Terebis.

"Biar aku beri kritik tentang perspektif mu. Pernahkah kau tersenyum saat berada di pemakaman? atau mengkhawatirkan sebuah perpisahan dengan seorang pelayat?" Perempuan itu tersenyum lebar ketika keheningan canggung justru menyenangkan di tengah musim gugur, daun-daun berjatuhan seperti harapan yang tak tersampaikan.

"Kisah itu berkata: 'Harapan kematian akan menyelamatkan orang itu dan justru sebaliknya, harapan kehidupan akan membunuh orang itu' masuk akal?"

Anak-anak mulai saling pandang, pertunjukan sulapnya sedikit gelap dan horor dari biasanya yang selalu dihiasi dengan hujan kelopak bunga dan kupu-kupu terang. Beberapa anak-anak dan remaja beringsut pergi setelah melempar koin ke topi yang tergeletak di tanah. Hanya segelintir yang bernyali besar yang masih tinggal.

"Aku Eurosia Mority." Perempuan itu merentangkan tangan dan menatap ke langit kelabu yang kontan membuat nya bernostalgia pada suatu peristiwa. "Biarkan aku memberitahumu harapan kematian ku."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Death WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang