23. 𝐒𝐭𝐚𝐧𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐍𝐞𝐱𝐭 𝐓𝐨 𝐘𝐨𝐮

5.7K 476 229
                                    

"kau terluka sayang?"

Apa yang Jungkook sedang katakan? Menanyakan keadaan lalisa di tengah tubuh nya yang terus meneteskan darah. Lalisa berkaca-kaca ia tatap netra hitam Jungkook yang benar-benar menunjukkan rasa khawatir nya. Cinta sebesar apa yang kau punya sebenarnya? Tanya hati lalisa, saat gedung restauran luluh lantak ia masih menyaksikan pria ini terus mendekap nya untuk menghalau pilar beton itu menggores kulit lalisa.

Berlian bening itu menetes di sudut runcing mata lalisa, tidak tahan menanggung duka akibat pengorbanan Jungkook yang terus-menerus ia rasakan. Lihatlah sekarang, pria ini mengukung lalisa di atas tumpukan beton yang menerjang tubuh nya. Jungkook mengokohkan lengan yang berada di sisi kanan dan kiri lalisa agar tubuh nya tidak jatuh menindih lalisa. Biarkan sakit hanya di tanggung Jungkook, biarkan babak runyam tubuh kekar itu asal jangan ada batu yang menyentuh gadis kesayangan nya.

Lalisa mengulurkan tangan nya yang sedikit sakit karena hantaman keras pada lantai kotor restauran, ia belai lembut rahang tegas Jungkook dengan tatapan cinta memuja nya. Ia tidak percaya ada pria yang punya cinta seluas samudera hingga tak sudah-sudah membuat ia tenggelam di dalam nya. Jungkook melakukan nya, menyerahkan segala yang ia bisa hanya untuk lalisa.

"Jangan di tahan Jungkook, nanti beban di punggung mu semakin berat" bisik lalisa mendapati Jungkook terus memberikan jarak pada tubuh mereka, agar reruntuhan itu tidak jatuh mengenai kekasih hati nya.

Jungkook menggelengkan kepalanya, tetesan darah dan keringat pria itu menyentuh permukaan wajah lalisa, ia biarkan Tuhan melakukan apapun hari ini, tapi tidak akan pernah ia biarkan malaikat maut mendekati lalisa, tidak!! walau pun seribu inchi  jauh nya.

"Jungkook, jangan menahan nya" pinta lalisa sekali lagi. Ia menoleh ke arah kiri memegang lengan Jungkook yang mengokohkan diri menjadi penyangga tubuh nya.

"Kenapa, meninggalkan ku?" Ucap jungkook terbata karena beban yang di pikul nya.

Lalisa menatap bola mata hitam Jungkook, ada bulir kerinduan yang menetes di sana, tatapan tajam namun masih lembut menyentuh hati nya. Lalisa melipat bibir nya, bahkan kematian sudah ada di depan mata mereka tapi Jungkook masih mempertanyakan alasan dari kepergian lalisa.

"Nanti kita bicarakan, lemaskan saja tangan mu Jungkook, luka mu bisa semakin parah nanti. Kita akan tanggung berdua beban nya"

"Kenapa meninggalkan ku?"

Jungkook memandang pilu manik hazel lalisa seolah pria ini sedang memohon jawaban yang sejujur nya. Jika ini masalah anak yang tidak akan mampu di beri lalisa, sumpah demi apapun dia tidak akan mempermasalahkan itu. Tapi akan hancur pertahanan Jungkook jika jawaban lalisa memang benar karena tidak ada cinta untuk nya.

"Aku akan jelaskan nanti, darah mu semakin banyak Jungkook" ucap lalisa menangis terisak. Ia belai belakang kepala pria ini, darah yang kental mengucur dari sana. Lalisa menggelengkan kepala seakan tidak tega dengan apa yang terjadi pada Jungkook.

"Apa kau mencintai ku lalisa?"

Seakan tidak perduli dengan sisa nyawa nya. Jungkook menuntut lalisa untuk memberikan kepastian pada nya.

"Jangan menanyakan ini. Kau sedang terluka, aku mohon jangan menahan tubuh mu seperti ini Jungkook"

"Kau tidak mencintai ku?" Tanya nya lagi.

"Jungkook..."

"Beri aku waktu lalisa, aku akan membuat mu mencintai ku nanti. Tapi bisa kau berjanji untuk tidak meninggalkan aku lagi? Jangan lagi sayang"

Seperti pengemis yang memohon pada wanita yang di cintai nya. Jungkook memandang lalisa dengan tatapan sayup melemah, air mata yang tak mampu di bendung karena takut hati nya mendengar jawaban dari lalisa.

𝐎𝐡 𝐌𝐲 𝐆𝐨𝐬𝐡 ! ! ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang