#3 Last Straw

24 6 5
                                    

Pada akhirnya, Keysha kembali maafin Mahen dan baikan lagi. Ayra sebenernya sangat menentang hubungan Keysha dan Mahen yang makin lama jadi makin toxic. Tapi ngga ada yang bisa Ayra lakukan, Keysha tetap pada pendiriannya untuk ngga akan putus sama Mahen.

Namun ternyata keputusan Keysha untuk bolak-balik maafin Mahen bukannya bikin Mahen sadar, malah makin menjadi-jadi, seperti kata Ayra. Keysha dan Mahen jadi makin sering bertengkar, yang membuat Ayra yakin kalau tinggal nunggu hari aja Mahen sama Keysha bakal beneran putus.

Keysha sebenarnya tau hubungannya dengan Mahen sudah mengarah ke toxic relationship, tapi ia menolak kenyataan kalo pada akhirnya ia harus putus dengan Mahen. Keysha ngga pernah bisa membayangkan itu terjadi. Dia sayang sama Mahen. Dia ingin Mahen selalu jadi pacarnya. Tapi yang namanya manusia, pasti punya batas kesabaran, dan Keysha ngerasa akhir-akhir ini dia udah ngga sanggup untuk mempertahankan Mahen lagi. 

Chat mereka tidak pernah jauh dari kata tengkar. Seperti saat ini, Keysha sibuk mengetik di ponselnya dengan penuh emosi, membuat Ayra yang sedang berkunjung ke rumahnya hanya dapat menatapnya dengan prihatin, tanpa berani bersuara sepatah katapun.

K: New year, new girl

K: Kali ini siapa lagi? Temen lama? Adek tingkat lo?
Tetangga lo?

M: Keysha ini tuh ngga kayak yang lo liat

M: Gue bisa jelasin

K: Jelasin jelasin jelasin terus

K: Berasa soal esai gue dikasih penjelasan mulu

M: Gue ke rumah lo sekarang

K: Ngga usah, lo ke gue waktu udah bosen sama cewek
itu aja kayak biasanya

Di lain hari, Keysha dan Ayra lagi mau nongki cantik di Fore, salah satu Cafe yang baru buka di dekat kampus mereka. Sesampainya disana, mereka justru dihadapkan sama pemandangan yang membuat Keysha kembali naik darah. Di Cafe itu lagi ada Mahen yang sedang nongkrong berdua doang sama seorang cewek. Keysha mengeluarkan hpnya, ia memoret Mahen dan langsung mengirimkannya ke Mahen.

K: Asik banget kayaknya obrolannya

M: Lo di Fore juga??

K: Pergi dari sana sebelum gue cakar itu cewek

M: Dia bukan siapa-siapa gue sumpah

K: Bodo amat, gue emang lagi pengen nyakar orang

M: Keysha

K: Jangan mulai lagi ya Hen, gue capek

M: Yang mulai duluan kan lo?

K: Gue? Hahah lucu. Jelas-jelas lo yang selalu bikin gue marah
dan lo bilang gue yang mulai duluan??

Mahen terlihat pamit ke cewek itu sebelum akhirnya keluar dari Cafe dan mencari Keysha. "Gue mau bicara sama Mahen dulu," ucap Keysha. Ayra mengangguk, "Oke gue tunggu sini," ucap Ayra, Keysha lalu melangkah mendekati Mahen.

"Sekarang siapa lagi Hen?" ucap Keysha dengan nada datar begitu langkah kakinya sudah dekat dengan Mahen.

Mahen menoleh ke arahnya, "Keysha gue bisa jelasin,"

"Gue ngga minta penjelasan, gue cuma tanya dia siapa,"

"Temen kuliah gue,"

"Oh,"

"Cuma temen kuliah, sumpah,"

"Ngapain sampe nongki berdua doang di Cafe?"

"Ngerjain tugas,"

Keysha menghela nafas lelah, "Gue udah capek dibohongin terus. Lo jelas-jelas ngga pegang laptop ataupun kertas tugas. Cewek tadi juga ngga pegang apapun yang menyiratkan kalian lagi ngerjain tugas. Lo pikir gue buta??"

"Lo nyadar ngga sih kalo akhir-akhir ini lo jadi lebih cemburuan?"

"Oh jadi gue yang lebih cemburuan?? Bukan lo yang jadi makin brengsek??"

"Gue ngga suka lo ngomong kayak gitu,"

"Gue juga ngga suka ngomongin ini terus terusan. Capek gue Hen, gue pengen putus aja," ucap Keysha lalu berlalu pergi begitu saja meninggalkan Mahen. Sudah cukup. Keysha sudah berada di batas kesabarannya. Kali ini dia tidak akan mentolerir ucapan maupun perlakuan apapun dari Mahen. Ia sudah terlanjur lelah dan terlalu sakit hati. Hari ini akan jadi terakhir Keysha mempertahankan Mahen sebagai pacarnya.

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang