#10 Moment

11 1 0
                                    

Pada akhirnya, Keysha sama Jevan jadi semakin dekat. Hampir kemana-mana selalu bareng. Apalagi Ayra juga semakin sibuk dengan organisasinya sehingga Keysha malah jadi lebih sering bareng Jevan. Sampai orang-orang di fakultas mereka tidak lagi membicarakan tentang "Keysha mantannya Mahen" melainkan "Keysha yang lagi deket sama Jevan itu ya?"

Jevan sih ngga ambil pusing soal rumor yang beredar tentang mereka, Keysha apalagi, dia dari dulu memang cuek saja soal itu. Tapi berbeda dengan Mahen, kupingnya panas setiap mendengar pembicaraan tentang Keysha dan Jevan, puncaknya adalah ketika ia melihat postingan instagram Keysha yang sedang makan siang di suatu Cafe bersama Jevan.

M: Lo sama Jevan pacaran?

K: Bukan urusan lo

M: Mau sampe kapan lo block gue di wa?

K: Gue ngga ada niatan untuk nge unblock sii

K: Harusnya gue block di ig juga kali ya

M: Keysha

/Keysha blocked this account/

Mahen menghembuskan nafas kesal, merasa frustasi karena kini Keysha juga memblock nya di instagram. Ia kembali beralih ke whatsapp untuk mengirim pesan kepada Ayra.

M: Ra, Jevan sama Keysha pacaran?

A: Ngapain juga lo kepo?

M: Lo tinggal jawab iya atau ngga aja ngga bisa ya?

A: Gue ngga ada niatan untuk ngasih info apapun tentang keysha ke lo

M: Gue tau gue salah, makanya gue pengen perbaikin semuanya

A: Sebenernya lo sayang ngga sih sama Keysha?

M: Sayang

A: Then let her be happy

A: No offense, tapi gue rasa dia lebih bahagia tanpa lo

***

Sore itu hujan, Jevan ngotot mau jemput Keysha pake mobil, jadinya Keysha nunggu di salah satu gedung jurusan sambil ngeliatin air yang jatuh dari atap, ngga sadar kalau sedari tadi ada seseorang yang menatapnya dari kejauhan.

Orang itu memutuskan memberanikan diri berdiri di sebelah Keysha, ikut menatap rintik hujan yang membuat basah jalanan di depan mereka. Keysha tidak menoleh, lebih tepatnya ia tidak peduli dengan siapa yang berdiri di sebelahnya itu, paling orang yang sedang menunggu jemputan sama sepertinya.

"Lagi nunggu jemputan?" tanya orang itu. Keysha menoleh, terlihat sedikit terkejut ketika mendapati ternyata Mahen yang sedari tadi berdiri di sebelahnya.

"Mahen?? Lo ngapain disini?"

Mahen mengendikkan bahunya, "Emang aneh ya gue ada di gedung jurusan gue sendiri?"

Keysha tidak menjawab, ia membuka hpnya dengan gelisah, memutuskan berpura-pura menyibukkan diri dengan hp di tangannya sambil berharap Jevan segera sampai. Keysha bersyukur karena setelahnya, Mahen tidak berkata apapun lagi, namun kelegaannya ternyata tidak berlangsung lama, Mahen tiba-tiba kembali membuka suara, memecah keheningan di antara mereka.

"Lo ada hubungan apa sama Jevan?"

"Udah berapa kali gue bilang kalo itu bukan urusan lo?"

"Lo suka sama dia?"

"Emang itu penting buat lo?"

"Segala hal tentang lo masih penting buat gue,"

Keysha memandang Mahen dengan raut wajah lelah, "Udah waktunya lo berhenti, semua di antara kita udah berakhir,"

"Kalo gue nunjukin ke lo gue udah berubah, lo mau ngga..." kata-kata Mahen terhenti oleh sebuah decitan ban mobil di depan mereka. Jendela mobil itu terbuka menampakkan wajah Jevan. Keysha bernafas lega, "Sorry Hen, gue udah dijemput,"ucapnya lalu buru-buru naik ke dalam mobil, meninggalkan Mahen yang menatap nanar mobil tersebut sampai menghilang di tikungan jalan.

***

"Are you okay?" tanya Jevan ketika melirik Keysha yang sedari tadi hanya diam sambil menatap ke luar jendela mobil. Keysha hanya menjawab dengan gumaman pelan.

'Segala hal tentang lo masih penting bagi gue' kata-kata Mahen masing terngiang-ngiang di kepalanya. Hal yang membuat Keysha semakin benci dengan Mahen adalah karena cowok itu masih selalu memenuhi kepalanya walaupun ia sudah melakukan segala cara untuk melupakannya.

"Keysha," Keysha tersadar dari lamunannya ketika Jevan memanggil namanya sambil menyentuh tangannya, membuat ia mengerjap beberapa kali lalu menoleh ke arah Jevan.

"Iya?" tanyanya, berusaha terlihat biasa saja. Jevan tersenyum, "Hujan hujan kayak gini bakal enak kalo drive thru mcd ngga sih? lo mau?" tanya Jevan lembut.

Keysha menatap Jevan lalu tersenyum tipis, "Ngga deh Je, gue mau langsung pulang aja," tolaknya halus. Jevan mengangguk, ia melajukan mobilnya menuju ke rumah Keysha. Walaupun kini ia menyadari sesuatu; hati dan pikiran Keysha masih tertinggal disana, di gedung jurusan tempat Mahen berada.


BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang