#8 Simpang Lima

15 2 3
                                    

Keysha bersyukur karena besoknya hari minggu, jadi dia ngga perlu bertemu dengan orang-orang yang membuatnya harus buang-buang concealer untuk nutupin matanya yang bengkak karena nangisin mantannya semalaman. Tapi ternyata pemikirannya salah besar. Sekitar pagi menjelang siang, seseorang mengetuk pintu rumahnya.

"Keysha, coba bukain pintu depan, kayaknya ada tamu deh," teriak Kak Johnny dari dalam kamar mandi. Keysha yang awalnya masih selimutan di kamarnya beranjak malas ke ruang tamu rumahnya.

Dia mematung selama beberapa saat begitu mengetahui bahwa yang bertamu pagi itu adalah Jevan, membuat Keysha spontan membanting pintu untuk kembali menutup begitu tersadar dari kekagetannya.

"Keyshaa, kok ditutup sih??" tanya Jevan dari balik pintu.

"Ya lo ngapain tiba-tiba disini??"

"asdfghjklzxc"

"APA?!?!"

"serfdjsksg"

"HAH??"

Ngga lama, sebuah pesan masuk di hp Keysha, dari Jevan; "Bukain pintunya biar lo tau gue ngomong apa,"

Keysha memutar bola mata, "Tadi lo bisa ngomong jelas kok!" Teriaknya dari balik pintu, masih enggan membukakan pintu untuk Jevan.

"Bukain plissss,"

Keysha berdecak kesal sebelum akhirnya mengalah dan membukakan pintu, "Apa?" tanyanya sambil berkacak pinggang.

Jevan nyengir, "Ayo makan bareng,"

""Astagaa, lo ngerusuh di rumah gue pagi pagi gini cuma untuk ngajak makan bareng??"

"Pertama, sarapan itu penting. Kedua, lo masih ada utang makan bareng gue karena kemarin ngga jadi. Ketiga, ini udah bukan pagi lagi, ini udah mau siang!"

"Gue baru bangun Jevv," rengek Keysha.

"Terus kenapa? yang penting lo udah bangun,"

"Ya gue belum mandi,"

"Lo udah wangi,"

"Mata gue bengkak, muka gue masih muka bantal,"

"Lo tetep cantik,"

Keysha memutar bola matanya, "Ini bukan waktu untuk ngegombal,"

"Gue ngga ngegombal, gue bicara jujur. Ayo," ucap Jevan sambil menarik Keysha ke luar rumah dan menyodorkan helmnya ke arah Keysha. 

Keysha bergeming sebelum akhirnya kembali mengalah dan mengambil helm di tangan Jevan, "Kayaknya kalo urusan maksa orang lo yang paling jago dah,"

"Gue bakal anggap itu pujian,"

***

Mereka makan di salah satu warung di area simpang lima. Biasanya daerah itu memang ramai apalagi di hari minggu pagi seperti sekarang. Ada yang sedang jogging, main sepeda, ngajak anjingnya jalan-jalan, bahkan mungkin pacaran.

Keysha melahap makanannya dengan semangat, kayaknya  nangis semalaman suntuk membuat dia lupa kalau dirinya belum makan dari tadi malam. Jevan yang duduk di sampingnya diam-diam menyunggingkan senyum begitu melihat Keysha makan dengan lahap.

Keysha menoleh ke arah Jevan, membuat cowok itu buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lapangan, pura-pura sibuk memandangi orang yang sedang bersepeda.

"Lo suka ya sama gue?" pertanyaan Keysha yang tiba-tiba membuat Jevan buru-buru menoleh ke arahnya dengan wajah terkejut.

"Gue cuma tanya lo suka sama gue atau ngga tapi wajah lo udah kayak orang habis liat hantu tau ngga?"

Jevan buru-buru menggeleng, "Gue cuma iseng ngeliatin lo makan soalnya lo keliatan lucu kalo makan, bukan karena gue suka sama lo,"

Keysha terlihat bingung, lalu tidak lama kemudian, suara tawanya membahana, membuat Jevan yang kini mengernyitkan dahi bingung.

"Lo kesambet apa kok tiba-tiba ngakak?"

"Tadi gue asal nanya aja, bukan gara-gara gue tau lo ngeliatin gue. Terus gara-gara lo bilang itu jadi ketahuan deh lo ternyata ngeliatin gue daritadi,"

"Ohh" ucap Jevan sambil berusaha tetap memasang tampang cool, walaupun dalam hati ia merutuki kebegoannya.

"Jadi?" tanya Keysha.

"Apa?"

"Lo belum jawab pertanyaan gue tadi,"

Jevan menghela nafas, "Gue tertarik, bukan suka,"

"Sama aja, ntar lama-lama jadi suka gimana?"

"Kalo ntar jadi suka gue bakal kasitau lo,"

***

Pulang dari simpang lima, Keysha disambut sama Ayra yang udah nungguin dia di depan rumahnya macam bodyguard lagi nungguin tamu VVIP.

"Percuma aja gue khawatir sampe bela belain ke rumah lo pagi pagi eh ternyata lo nya malah jalan sama Jevan ya baguss," sindir Ayra begitu Jevan sudah berbalik pulang dengan motornya dan Keysha memasuki pagar.

Keysha nyengir doang, "Jevan juga datangnya mendadak," kilahnya.

Ayra menggelengkan kepalanya, mereka lalu memasuki rumah Keysha.

"Lo ngapain tadi sama Jevan?"

"Dia ngajak gue sarapan bareng, katanya gara-gara kemarin ngga jadi,"

"Ohh, terus?"

"Ya ngga ada terus terus, setelah makan dia nganterin gue pulang. Selesai,"

Ayra menyipitkan matanya, tidak percaya. "Fix dia suka sama lo,"

Keysha menggeleng, "Ngga"

"Tau darimana?"

"Dia cuma tertarik, bukan suka,"

"SAMA AJA EGEEE" ucap Ayra gemas.

"Beda lahh,"

"Beda mata luu, denial mah denial aja,"

Keysha menghela nafas, "Lagian kalo emang dia suka gue harus apa? gue masih belum bisa buka hati untuk orang lain. Ngga secepet ini,"

"Lo kelihatan bahagia kalo lagi sama dia,"

"Gue ngga suka sama dia,"

"Kalo lo lagi sama dia, apa lo lupa tentang Mahen?"

Keysha menghela nafas, "Ra, gue 2 tahun sama Mahen. Lupain dia ngga semudah itu. Walaupun gue akuin kalo Jevan bisa ngehibur gue di saat saat kayak gini,"

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang