#14 Confused

5 2 0
                                    

*Direct Message Keysha (K) to Ayra (A)*

K: Ra

A: Oi

K: LO KEMANA AJA ANJIRR??

A: Hehe sorry hp gue baru diservis

K: Pantesaann

A: Kenapaa?

K: Tau ngga

A: Apa?

K: Jevan

A: Buruan bilang astaga ribet amat lo ngomong putus
putus gitu

K: Jevan suka sama gue

A: Terus?

K: Gitu doang respon lo??

A: Ya ketebak anjir, kalo dia ngga suka sama lo ngapain
dia bolak balik jemput lo terus nemenin lo ke semua tempat?!?!

K: Ya itu kan sebagai temen doang??

K: Lagian lo sama gue kan biasa jalan kemana mana bareng

A: Gue cewek, dia cowok, YA BEDA LAH

A: Denger ya Keysha sayangku yang tololnya minta ampun

A: Cowok nemenin cewek sampe kemana mana itu namanya pdkt

A: Ngga mungkin lah dia udah deket sama lo berbulan bulan
terus ngga ada rasa

K: Terus gue harus apa?

A: Masih nanya??

A: Ya pacarin lahh, tunggu apa lagi

K: Ngga segampang itu Ra

K: Gue ngga ada rasa sama dia

A: Lo belum ada rasa, bukan ngga ada rasa

K: KENAPA LO DAN JEVAN SAMA SAMA MEMPERMASALAHKAN
KATA NGGA DAN BELUM SIH

A: Ya karena dua kata itu punya arti yang sangat berbeda keysha

A: Belum suka, berarti ada kemungkinan suatu saat nanti
lo bakal suka

K: Gue pusing banget sumpah

A: Kalo saran gue sih lo harus ngelupain Mahen dan mulai ngeliat Jevan

***

Akhirnya, setelah hari itu, Keysha malah berusaha menghindar juga dari Jevan. Keysha tau saran dari Ayra terdengar masuk akal tapi ia masih butuh waktu untuk berpikir. Keysha juga tau Jevan nyuruh dia bersikap biasa aja, tapi mana bisa Keysha bersikap biasa aja setelah tau perasaannya Jevan?? Tapi bukan Jevan namanya kalo langsung nyerah waktu dihindarin sama Keysha. Cowok itu kini sibuk mengganggunya via chat.

*Direct Message Jevan (J) to Keysha (K)*

J: Pulang dari kampus gue jemput ya?

K: Ngga usah

J: Oke sampai ketemu di gerbang fakultas lo

K: Kan gue bilang ngga usah

J: Dua kali bilang "ngga" artinya "iya"

K: ATURAN DARI MANA

J: Negatif kali negatif hasilnya positif

K: Negatif tambah negatif hasilnya double negatif

J: Pleasee? :(

K: Tau ah, capek gue

J: Okeyy, see youu

*Message End*

Pada akhirnya justru Keysha yang menyerah menghindari Jevan. Ia membiarkan Jevan mengantar jemputnya, dan melakukan hal-hal yang biasa mereka lakukan sebelum Jevan menyatakan perasaannya. Lalu entah bagaimana, mereka kembali bersikap seperti biasa, dan semua kembali berjalan normal.

Keysha tau keadaan ini ngga akan bertahan selamanya. Ia tau cepat atau lambat ia harus memilih; terjebak dalam kenangan masa lalunya dengan Mahen atau berusaha menerima Jevan. Semuanya terasa rumit bagi Keysha. Ia rasanya ingin lari dari segalanya.

"Keyshaaa," panggil Jevan sambil mengacak rambutnya, membuat Keysha tersadar dari lamunannya.

"Hm?"

"Ngelamunin apa sih? Kita udah sampe," Keysha mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Saat ini motor Jevan sudah terparkir di Urban Coffee, salah satu Cafe di dekat kampus mereka yang sering digunakan oleh para mahasiswa untuk nugas atau sekedar nongkrong bersama teman temannya. Keysha memutuskan turun dari motor ketika tangannya tiba-tiba digandeng oleh Jevan.

"Apaan tiba-tiba gandeng gandeng?"

"Ngga papa, biar cowok cowok yang lagi disini tau kalo lo udah ada pawangnya,"

"Tapi lo bukan pawang gue??"

"Suatu saat nanti bakal jadi pawang lo, doain aja," ucap Jevan sambil nyengir.

"Dih," Keysha hanya menjawab dengan cibiran, lalu setelah itu matanya menangkap sosok Mahen yang sedang berdiri tidak jauh dari tempat mereka. Mahen menatap Jevan dan Keysha dengan tatapan yang sulit diartikan. Keysha terdiam, lalu entah kenapa tangannya refleks melepaskan genggaman tangan Jevan.

"Kenap..." pertanyaan Jevan terputus ketika menyadari arah pandang Keysha. Mahen melengos, lalu pergi begitu saja setelah selama beberapa detik mereka hanya saling menatap. Keysha menunduk memandang lantai, berbagai macam pikiran berkecamuk dalam benaknya. Ia dan Mahen sudah putus tapi kenapa bergandengan tangan dengan Jevan seakan Keysha telah selingkuh dengan cowok itu? Keysha serasa ingin memaki dirinya sendiri. 

"Jevan, gue..." Keysha menoleh ke arah Jevan, hanya untuk mendapati ada ekspresi terluka di wajah cowok itu yang berusaha ia sembunyikan.

Jevan tersenyum tipis, "No, It's okay. Sesusah itu ya ngelupain dia?"

Keysha terdiam, membuat Jevan merasa luka di hatinya menganga kian lebar. Sesakit ini ternyata jatuh cinta sama orang yang mencintai orang lain. Jevan tau ia harus bersabar, ini baru minggu pertama ia berusaha, tentu saja ia tidak akan menyerah semudah itu.

"Lo cari tempat duduk aja biar gue yang pesenin. Biscoff caramel kayak biasa kan?" ucap Jevan, Keysha hanya mengangguk. Jevan memesan lalu membawa pesanannya ke meja tempat Keysha duduk. Wajah Keysha masih terlihat merasa bersalah karena kejadian tadi.

"Jevan," panggil Keysha ketika Jevan sudah duduk di kursinya.

"Hm?"

"Lo marah ya?"

"Marah kenapa?"

Keysha tidak menjawab, memilih memainkan sedotan minumannya.

"Gue ngga punya alasan untuk marah. Udah ngga usah dipikirin," Jevan terlihat santai, tapi Keysha tau Jevan hanya pura-pura, dan itu membuatnya jadi semakin merasa bersalah.

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang