#16 Back To You

8 3 0
                                    

Malamnya, Keysha merenung di kamarnya waktu Kak Lingga masuk, "Kakak perhatiin akhir-akhir ini kamu sering melamun ya," ucap Kak Lingga sambil duduk di tepi ranjang Keysha.

"Kenapa hm?" tanya Kak Lingga sambil membenarkan rambut Keysha yang terlihat agak berantakan.

"Kakak tau Jevan?"

Kak Lingga mengangguk, "Yang sering bareng kamu akhir akhir ini kan?"

Keysha mengangguk, "Kenapa dia?" tanya Kak Lingga.

"Dia baik banget kak, mood booster, selalu bikin ketawa dan selalu bikin aku ngerasa nyaman. Tapi masalahnya..."

"Masalahnya?"

"Dia suka sama aku,"

Kak Lingga melipat dahinya, bingung, "Kenapa itu bisa jadi masalah?"

"Karena aku belum bisa move on dan aku ngga enak sama dia, mungkin?"

Kak Lingga tersenyum simpul, "Keysha, move on itu ngga cuma tentang ngelupain, move on juga tentang ngeikhlasin. Ngeikhlasin kalo dia udah jadi masa lalu dan ngeikhlasin orang baru untuk datang ke hatimu,"

Keysha manggut manggut, "Menurut kakak aku harus ngapain?"

"Semuanya kembali ke kamu sih, tapi coba deh mulai menerima Jevan. Jangan banding bandingin dia sama Mahen, mereka jelas orang yang berbeda. Coba terima dia apa adanya dan jangan cari cari kesalahan Mahen di dia. Kita emang ngga tau apa yang terjadi nanti tapi ngga adil dong kalo kamu udah berburuk sangka duluan ke Jevan? Kasih dia kesempatan sama kayak kamu kasih kesempatan untuk Mahen. Paham kan maksud kakak?"

Keysha mengangguk, "Thanks Kak,"

Kak Lingga mengelus kepala Keysha sambil tersenyum lembut, "Sama sama"

Setelah bicara sama kakaknya, Keysha merasa dia harus minta maaf ke Jevan. Ia meraih ho nya lalu bergegas menelfon Jevan. Telfonnya diangkat pada dering ketiga, "Halo?" suara Jevan terdengar, Keysha berdehem, mendadak merasa gugup.

"Itu..." Keysha mendadak bingung mau ngomong apa.

"Keysha? Gue seneng lo nelfon gue. Maaf soal tadi, padahal gue udah janji untuk ngga maksa lo,"

"Gue yang harusnya minta maaf. Gue banding bandingin lo sama Mahen. Gue seharusnya ngga kayak gitu. Maaf..."

"Ngga papa, lo ngga sepenuhnya salah kok. Karena kita udah sama sama minta maaf, untuk ngerayain ini gimana kalo nanti malam minggu kita ke pasar malam?"

Keysha mendengus geli, "Ngapain maaf maafan harus dirayain segala?"

"Setiap momen sama lo itu spesial, jadi harus selalu dirayain dong,"

"Gombal," cibir Keysha.

"Tapi lo suka kan?"

"Terserah," jawab Keysha. Jevan terbahak, setidaknya kali ini Keysha tidak menyangkal perkataannya. Itu juga sebuah kemajuan kan?

***

Malam ini malam minggu dan Jevan menjemput Keysha tepat jam 7 malam, "Asli deh Van, gue jadi penasaran, dari berbagai macam tempat ngapain kita ke pasar malam sih?" tanya Keysha ketika mereka menyusuri stand stand di pasar malam.

"Gue ngga pernah kesini sebelumnya,"

Keysha melebarkan matanya tanda tak percaya, "Serius ngga pernah ke pasar malam sama sekali??"

Jevan cuma nyengir, "Iya makanya gue pengen pengalaman pertama ke pasar malam ini bareng lo,"

"Hati-hati, ntar kalo patah hati sama gue lo malah trauma dateng kesini,"

"Makanya jangan dibikin patah hati dong,"

Keysha memilih mengabaikan perkataan Jevan karena matanya menangkap stand gulali warna warni, "Gue suka banget beli ini tiap ke pasar malam," ucap Keysha dengan mata berbinar.

Mereka akhirnya membeli gulali dan duduk di pinggir jalan sambil melihat pemandangan lampu kota, "Jangan bilang lo ngga pernah makan gulali juga," ucap Keysha.

"Ngga pernah, gue ngga terlalu suka makanan manis soalnya,"

"Ihh kenapa ngga bilang?? tau gitu ngapain lo ikut beli gulali?"

"Karena lo suka,"

"Terus kenapa kalo gue suka? Lo kan ngga harus suka juga,"

"Iya emang, gue cuma penasaran sama hal-hal yang lo suka,"

Keysha mendengus geli, "Terus menurut lo gimana rasanya,"

"Manis. Kayak lo,"

Keysha memutar bola matanya, "Ewhh banget! Gue jadi penasaran apa semua cowok ganteng itu suka ngegombal kayak lo ya,"

"Menurut lo gue ganteng?"

"Iya,"

"Terus kok lo ngga naksir gue?"

"DIKIRA GUE BISA NAKSIR CUMA GARA-GARA GANTENG DOANG??" ucap Keysha ngegas, Jevan buru-buru menutup mulut Keysha sebelum mereka menjadi pusat perhatian. Lalu ngga lama, mereka sama sama tertawa.

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang