#13 First Day

9 4 1
                                    

Besoknya, mereka makan di tempat yang Jevan bilang itu. Tempat makannya kayak Sky Terrace di atas gedung dengan pemandangan perkotaan. Tempatnya lumayan bagus, bikin mood Keysha yang dari kemarin campur aduk jadi lebih tenang.

Mereka ngobrol seperti biasa sampai pesanan mereka datang. Perasaan Keysha kalo sikap Jevan berbeda kemarin malam sepertinya salah, buktinya Jevan sekarang masih bersikap seperti biasa, Keysha jadi bertanya-tanya kenapa tadi malam ia merasa se-awkward itu.

"Ntar kalo mau tambah bilang aja ya, hari ini gue yang traktir," ucap Jevan.

Keysha mengernyitkan dahi, "Ngapain lo tiba-tiba traktir gue?"

"Untuk ngerayain hari pertama,"

Keysha semakin tidak mengerti, "Hari pertama apa?" tanyanya sambil menyuap nasi gorengnya ke dalam mulut.

"Hari pertama gue suka sama lo," mendengar perkataan Jevan membuat Keysha auto batuk batuk parah, Jevan buru-buru menyodorkan minum ke arahnya.

"Sorry tadi lo ngomong apa?" ucap Keysha setelah pulih dari kekagetannya.

"Gue suka sama lo,"

"Hah??"

"Bagian mana dari kalimat 'gue suka sama lo' yang lo ngga ngerti?"

Keysha memutar bola matanya, lalu melihat ke arah Jevan sinis, "Kenapa juga tiba-tiba nyatain perasaan?"

"Kan gue udah janji kalo gue ntar suka sama lo, gue bakal kasih tau,"

"Ya gue pikir lo ngga bakal bener-bener ngasitau kayak tadi,"

"Ini namanya to the point," kilah Jevan.

"Ya ya terserah,"

"Jadi?" tanya Jevan.

"Jadi apa?" Keysha justru bertanya balik.

"Lo ada rencana balik suka sama gue ngga?"

"Ngga," jawab Keysha, acuh tak acuh.

"Bohong,"

"Gue ngga bohong. Gue emang ngga ada rencana untuk suka balik ke lo," ucap Keysha tegas.

"Asik dong," jawaban Jevan membuat Keysha mengernyitkan dahinya bingung.

"Apanya yang asik?"

"Katanya jatuh cinta tanpa rencana itu jatuh cinta yang paling asik,"

Keysha tersenyum getir, "Van, lo masih inget kan kemarin gue cerita sama lo soal apa?"

"Soal mantan lo,"

"Nah pintar, lo tau kan itu artinya apa?"

"Apa?"

"Itu artinya gue belum bisa ngelupain dia,"

"Belum bisa ngelupain bukan berarti ngga bisa ngelupain,"

Keysha meletakkan sendoknya, mendadak merasa tidak mood untuk melanjutkan makan. Ia menyandarkan dirinya pada sandaran kursi sambil melipat tangan di depan dada.

"Kalaupun gue udah lupain dia, belum tentu setelah ngelupain dia gue bakal punya rasa sama lo,"

"Gue bakal nunggu,"

"Nunggu itu cuma bikin capek, Van,"

"Kalo gue nunggu, pilihannya adalah penantian gue bakal berakhir sia sia atau pada akhirnya gue berhasil dapetin lo. Tapi kalo gue ngga nunggu, berarti sejak awal gue emang ngga bakal dapetin lo,"

Keysha terdiam, tatapannya kini menerawang ke pemandangan di depan mereka. Sejenak ada keheningan di antara mereka sampai akhirnya Jevan kembali berbicara, "Setelah ini lo biasa aja sama gue, ngga usah awkward gitu,"

"YA GIMANA NGGA AWKWARD KALO LO HABIS NYATAIN PERASAAN KE GUE?!?!" Keysha ngegas, heran sama jalan pikiran Jevan. Anehnya, Jevan malah tertawa.

"Gue cuma nyatain perasaan, bukan nembak,"

"Bedanya apa anjir??"

"Ya bedanya berarti lo ngga perlu mikirin ini. Bersikap aja kayak biasa. Kan gue cuma ngasitau, gue ngga minta lo mikirin jawaban ataupun mikirin perasaan gue. Pikirin perasaan lo, gue bakal nunggu, intinya gitu,"

Keysha tidak membalas perkataan Jevan, perasaannya semakin tidak karuan sekarang, Mulai dari Mahen yang berubah, dan sekarang Jevan yang suka sama dia?? Keysha pusing banget rasanya.


BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang