Bad Savior-07

2.2K 185 27
                                    

Isabella membungkukkan tubuhnya kala meraih tas gitar milik suaminya. Gadis itu menatap nanar pada ruangan yang ia masuki dan dinding putih yang menjadi saksi kehancuran hidupnya. Gadis itu memeluk tas gitar seraya menatap langit langit.

Pemandangan yang sama saat ia membuka mata pagi itu.

Cklek.

Ia menoleh kearah suara.

Pintu terbuka menampakkan sosok Jayden yang berjalan mendekat setelah mengunci pintu kamar.

"Siapa yang ngijinin lo, untuk bicara sama orang asing?" Isabella menengadahkan kepalanya kala Jayden berada tepat di hadapannya. Memandang nyalang.

"Tapi mas Arkhan bukan orang asing"kata Isabella terdengar seperti sebuah perlawanan pada Jayden. Dan ia tak menyukai hal itu.

"Oh jadi cowo tadi namanya Arkhan? Udah sejauh mana kalian mengenal satu sama lain,hm?"

Netra elangnya melirik pada wajah kucing Isabella lalu beralih pada tubuh rampingnya yang di balut dress putih ketat yang menunjukkan lekuk tubuhnya. Cardigan cream di tangannya sama sekali tak membantu menutupi tubuh indah gadis itu. jemari Jayden lalu mencengkram kuat kedua lengan Isabella serta mendorong tubuh gadis itu ke tembok.

"K-kita baru kenal tadi Jayden, dia anaknya bu—Akh"ringis Isabella saat Jayden menekan kukunya pada kulit gadis itu.

"Gue gak peduli dia siapa. Yang jelas lo udah berani langgar aturan yang gue buat!"

Netranya menunjukkan sebuah api yang membara. Siap membakar Isabella kala lelaki itu menatap kearahnya.

"Maaf Jayden"sesal Isabella. Lelaki itu lantas menundukkan kepalanya. Menelisik pada baju ketat milik istrinya.

"Ngeliat baju lo. Gak ada bedanya sama jalang yang suka gue pake"Netra Isabella terbelalak. Jayden mengatakan hal tersebut tanpa ekspresi.

"Ganti! Atau gue robek paksa?" Ancam lelaki itu menekan kedua lengan Isabella hingga gadis itu meringis.

"Ta-tapi Jayden aku gabawa baju ganti" ujar Isabella terbata bata. Amarah Jayden selalu menjadi kelemahan untuknya.

Lelaki itu lalu membuka jasnya dengan satu tangan yang terbebas. Selanjutnya kemeja abu abu miliknya. Dengan tanpa melepas pandangannya pada wajah Isabella Jayden menarik paksa cardigan cream yang bahkan tak membalut lekukan payudara gadis itu.

"J-jayden mau nga-ngapain?" Isabella menutup wajahnya saat Jayden Shirtlees tepat di hadapannya. Netra gadis itu terpejam.

Bibir Jayden menciptakan lengkungan kecil.

Dengan gerakan cepat, tangan Jayden berpindah pada punggung gadis itu. Kemudian memasangkan kemeja miliknya pada tubuh Isabella. Tak lupa mengancingkannya.

Hingga kini tubuh bagian atas Isabella tertutupi oleh kemeja kedodoran yang menutupi hampir setengah pahanya. Sedangkan rok dress ketatnya masih menempel sebagai penutup dari paha hingga ke lutut.

"Jayden... Terus Jayden gimana?" tanya Isabella melihat Jayden tak memakai atasannya. Lelaki itu lalu menjauh dari Isabella, melepaskan kungkungan gadis itu.

"Gausah pikirin gue"Balasnya memunggungi Isabella sambil meraih jasnya yang tadi terjatuh ke lantai. Lalu memakainya.

Terlihat dada bidang lelaki itu yang menyembul dari balik Jas yang dikancingi dati bawah. Isabella menatap tak enak pada suaminya. Kamar ini memang kamar Jayden, namun semenjak mereka berdua pindah ke rumah pribadi. Jayden membawa seluruh pakaian mereka bersama. Dan alhasil kamar yang pernah menjadi tempatnya beristirahat selama 20 tahun lamanya hanya dijadikan sebagai kamar tamu serta studio semata.

"Yang terpenting tutupin aset lo" ujarnya melirik sinis.

"Karena gue gak suka, apa yang udah jadi milik gue. Dilihat orang lain"

Tajamnya sebelum beranjak pergi dari kamar sambil membawaya gitarnya. Meninggalkan Isabella yang tertunduk sambil memilin ujung kemejanya.

_____

Jayden berjalan kembali kearah taman belakang dengan tas gitar di tangan kirinya. Lelaki itu melewati beberapa pintu ruangan sebelum akhirnya sampai di perbatasan taman dimana Arkhan masih berada disana.

"Dimana Isabella?" tanya lelaki itu. Jayden mematap tajam pada sosok Arkhan yang lebih tua dainya tanpa ragu.

"Dia lagi bersihin kamar gue"Jawabnya berlalu namun sedikit menubruk bahu Arkhan. Lelaki tinggi itu memandang Jayden penuh selidik.

"Aneh, padahal kami belum selesai"Gumam Arkhan kala menyadari jika mereka bahkan belum tuntas membahas tentang wangi mawar.

"Dan saya juga belum sempat minta nomor telponnya"suaranya sirat akan kekecewaan. Andai ia adalah orang yang kurang ajar mungkin ia akan masuk kedalam dan menyusul sosok Isabella untuk meminta sebuah pertukaran nomor penunjang kabar keduanya.

______

Isabella tak mengerti dengan sikap Jayden yang selalu berubah ubah padanya. Pintu kamar Jaydrn di kunci dari luar, entah apa maksud lelaki itu melakukan hal ini padanya. Hingga Isabella terjebak di kamar suaminya.

Langkah kecil gadis itu lalu jatuh pada kasur empuk dibalit sprai abu abu. Ia lau mendudukkan dirinya disana sambil menatap kearah jendela. Belum ada satu menit menududkkan diri, ia berdiri. Mendekati jendela kaca yang langsung memantul ke pavilliun.

Netra gadis itu berkaca kaca saat menemukan suaminya tengah asyik memetik gitarnya seraya mengalunkan melody indah untuk seorang gadis lain di sampingnya.

Isabella terhenyak sambil melipat bibirnya sendiri. Menahan air mata yang siap mengalir dengan perasaan sesak akan terhianati.

"Kamu, bahkan gak pernah memandangku dengan mata itu" lirihnya pada netra Jayden yang menatap penuh binar pada wanita di sampingnya.

------

BAD SAVIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang