23: Ukiran Kisah

69 17 3
                                    

“Sebuah janji hanyalah pemanis awalan”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sebuah janji hanyalah pemanis awalan”

୨୧

                        Singkat cerita aku dan kamu, yang telah menjadi "kita" di kala itu pada tahun 1998-1999. Di tahun 1999 ada kala nya usai namun kata usai telah ku hapus bersamamu, kita memulai nya kembali, mengukir kembali sketsa cerita yang sempat tertunda saat itu, kini telah abadi sampai saat ini. Aku harap di tahun ini adalah tahun terbaik untukku dan kamu, untukmu tahun 2000, hanya ingin menyampaikan sesuatu yang sempat terhimpit oleh seiring nya tahun yang terus berganti, 2 tahun telah berlalu, tahun 1998-1999 adalah tahun terfavorit bagiku, untuk di tahun 2000 aku belum bisa merasakan sepenuh nya, namun aku harap tahun ini juga adalah tahun terfavorit ku juga, aku dan Ruby membuat skenario bab terbaru di tahun ini, berharap akan lebih menarik dari cerita sebelum nya.

2 Tahun telah berlalu, namun kisah ini tetap kokoh dan abadi sampai saat ini, tidak pernah terlintas di benaku kisah yang telah di buat akan sejauh ini, rintangan, ujian, dan terpaan ombak yang selalu menerpa disetiap hubungan, kami tidak pernah mengubrisnya semua itu, karena kami tau cara untuk selalu tetap bersama, ujian selalu mencoba memisahkan kita.

           Dua bab cerita yang telah kita ukir di tahun 1998 dan 1999, di tahun kedua nya mampu mengisi setiap bab cerita indah yang telah di buat, di tahun ini yang tak lain di tahun 2000, kita kembali membuka lembaran bab baru yang telah sekian lama nya menunggu, aku harap kita mampu mengukir cerita baru di bab kali ini, bahkan mampu mengukir nya di bab tahun selanjutnya, berharap tak ada habis nya.

 Aku menceritakan mu kembali di pergantiannya tahun ini Ruby Varesya gadis itu adalah gadis terfavoritku sampai saat ini, gadis yang memiliki senyuman yang indah selalu bersedia terukir di wajah cantik nya, surai legamnya yang di gerai indah sampai di batas bahu, diri nya selalu mampu membuatku tertawa di setiap perjalanan hidup yang ku lewati, persetan semua rasa penat seolah sirna karena adanya Ruby.

“Ruby sungguh indah, aku mencintainya”

Ini tulisanku, bukan tulisan sebuah penjiplak semata maupun plagiat.


—Regastara Mahardika—

—Regastara Mahardika—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RegastaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang