Kevin 5

2.4K 92 3
                                    

Isak tangis terdengar memilukan, disampingnya ada ibu ibu paruh baya yang menenangkan dokter muda. Ibu ini tak tega mendengar tangisannya, ia juga pernah merasakan saat salah satu keluarganya dalam kondisi kritis.

"Udah, adeknya pasti bisa melewatinya. Kamu yang tenang" ucap ibu itu sambil mengusap rambut Si dokter. Ibu itu serasa ingin menjerit saat merasakan rambut lembut si ganteng.

"Hiks hiks adekk"

Kendrix mengecek jam dipergelangan tangannya, tangannya meremat keras hingga menimbulkan luka. Ini sudah 3 jam namun operasi belom selesai juga. Apa didalam terjadi sesuatu?

Kendrix berdiri sembari menggigit kukunya. Ibu itu segera mengusap punggung si dokter, ibu muda itu menarik kepala Kendrix kepundaknya.

"Tenang, positif thingking" ucap ibu ini diangguki Kendrix yang sedang membungkuk punggungnya sakit btw. Kendrix mengusap air mata lalu tersenyum seakan berterima kasih.

Ceklek

Dokter Orion mengelap keringatnya lalu keluar dengan lemas. Dokter Orion menatap Kendrix, dokter Orion lalu duduk dikursi tunggu dengan nafas terengah engah.

"Om gimana!! Adek gapapa kan? Adek aku baik baik aja akan, jawab omm!!" Sentak Kendrix menghentakkan kedua bahu Orion. Kendrix merasakan jika ini bukan kabar bagus melihat apa yang terjadi denga Orion.

Orion menghela nafas kasar, matanya memanas lalu menggeleng. Kendrix goyah, kakinya lemas lalu terduduk dihadapan Orion yang sedang duduk dikursi.

"Adek...nyawa adek aku gimana hiks"

"Operasinya sebenarnya berhasil. Namun saat operasi kita ada kesalahan Kend, juga kondisi Kevin yang tiba tiba drop. Kita terpaksa menyudahi operasi ini hiks....maafin Om" isak tangis Orion terdengar memilukan, Orion memegang tangan Kendrix meminta maaf.

Kendrix menatap kosong depan dengan tangan mengepal. Kendrix menyentak tangan Orion, Kendrix meninju pipi Orion kuat membuatnya berpaling.

Ibu tadi yang melihatnya menutup mulutnya, juga warga rumah sakit yang melihat kedua dokter bertengkar mulai kumpul melihat adegan ini.

PLAK

PLAK

Bugh

"KAU TAK BECUS MENJADI DOKTERRRR"

Kendrix memukul perut Orion membuat dokter paruh baya itu tersungkur. Kendrix menampar kedua pipi pria paruh baya ini, Kendrix lepas kendali.

"AGGHH"

"Lalu adikku harus kesakitan lagi begitu? Bagus kalo ini ada perubahan baik, jika ini berefek samping pada adikku kalian semua yang aku salahkan" tunjuk Kendrix pada semua dokter yang sudah keluar dari ruang operasi.

Kendrix memasuki ruang operasi. Disana terdapat adiknya yang memakai masker dengan selang ventilator menjuntai, Kendrix terduduk disamping adiknya yang sedang berjuang dengan nafasnya.

"Dek hiks" Kevin merespon dengan gerakan jarinya. Kendrix segera bangkit mendapat sinyal sang adik, Kendrix menatap adiknya yang sedang mendongakkan wajahnya keatas.

Kendrix menahan badan Kevin lalu mencium dahinya. Kendrix terisak menatap adiknya yang sedang berjuang dengan sesaknya.

Disisi Kevin. Ia mulai tersiksa dengan rasa sesaknya, ia tak tau ini tempat apa namun ini sungguh menyeramkan. Kevin mendongakkan kepala berusaha meraih udara.

Kevin merasakan dadanya tersentak karna rasa sesaknya yang sulit dalam menghirup udara. Kevin mendongakkan kepalanya.

Kevin merasakan sebuah tangan menggenggamnya, Kevin merasakan jika ini kakaknya. Kevin meneteskan air mata lalu mendongakkan kepalanya berusaha menghirup udara dengan mulut terbuka lebar.

Kevin yulando alexanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang