Kevin saat ini sedang bermain lego bersama Vera dan Nara. Lebih tepatnya Kevin dan Vera saja karna perempuan yang lebih tua itu hanya melihat sambil menyangga kepalanya. Sambil melihat Kevin yang melakukan terapi uap.
"Disini Vera. Bukan disitu" ucap Kevin sambil menunjuk bagian yang dimakhsud, Vera menuruti ucapan Kevin. Daripada si empu merajuk apalagi kalo sampai sakit. Dia gak bisa.
Suara Kevin pun terdengar terendam dari balik masker nabulizer yang dipakainya. Nara menahan tangan Kevin lalu menggeleng. "Jangan banyak bicara. Boleh main tapi fokus juga buat hirup obatnya" ucap Nara membuat Kevin mengangguk.
Disini Nara terlihat paling dewasa saja padahal hanya beda satu tahun dengannya.
Hais
Memang sih dari dulu sifat Nara terlihat dewasa, selalu terlihat tenang dan mengalah. Entah sama siapa saja.
Bahkan sama kakaknya pun ia mengalah.
Lego itu sudah 70% berjalan, Kevin asik main begitu juga Vera yang antusias memindah mindahkan dan memasang. Hingga obat itu sudah tidak bersuara, dengan gesit Nara melepas masker nebulizer membuat Kevin berhenti lalu berusaha mengatur nafasnya lewat masker oksigen.
Nara menarik kepala Kevin agar bersandar dibahu kanannya. Tangan lentik dan bersih itu mengusap dada Kevin yang naik turun tak teratur, hingga terdengar nafasnya sudah baik Nara menunduk melihat Kevin yang masih terpejam.
"Kak Kevin kenapa kak?" Ucap Vera mendekati Kevin dan mengusap punggung Kevin.
"Hal biasa, kak Kevin capek" ucap Nara tersenyum menatap adiknya, Vera hanya melihat wajah Kevin yang terpejam tenang dipelukan kakak perempuannya.
Tak lama pintu terbuka menampilkan seorang pemuda tubuhnya dibalut sneli jangan lupakan stetoskopnya yang terkalung di lehernya. Dia adalah Kendrix, Kendrix mendekati Kevin yang ada didekapan Nara.
Ia takut adiknya terjadi sesuatu.
"Nggak papa kak. Kevin lemes habis aku ganti masker oksigen" ucap Nara menatap Kendrix yang terlihat panik.
Tanpa kata Kendrix melepas pelukan itu dan mengangkat adiknya kegendongannya dengan hati hati, Kevin seketika bersandar dibahu lebar kakaknya, dapat Kendrix rasakan tubuh adiknya bagai tak ada energi.
Kendrix berusaha melepas stetoskopnya lalu menariknya disebelah kanannya karna alat itu ditiduri kepala adiknya. Nara turun dari Brankar membantu memasang stetoskop ketelinga kakak dari Kevin.
"Thanks"
Kendrix meletakkan didada Kevin dengan mudah. Kancing baju adiknya telah dibuka oleh Nara barusan, beruntung perempuan itu peka dan gesit.
Kevin hanya diam digendongan Kendrix hingga pemuda itu memberikan stetoskop pada Nara. Tubuhnya ia goyangkan agar adiknya nyaman, tangannya turut mengusap punggung kecil Kevin.
"Kenapa gak mau makan hm? Badan adek ringan banget loh, kakak gak suka" ucap Kendrix namun dihiraukan remaja itu. Kendrix menghela nafas mengusap rambut adiknya lembut.
Diruangan itu hanya terdengar suara nafas Kevin dibalik masker oksigen, bahkan tangisan kecil terdengar. Vera terus memeluk tubuh kakak perempuannya dan Nara mengusap punggung adiknya.
Tubuh Kevin berbeda waktu saat dia dirumah. Waktu sakit memang berat badannua menurun namun saat pulang dari rumah sakit makan adiknya banyak, dan sekarang menurun banyak lagi.
Kendrix melihatnya begitu sedih.
"Hunggg ngggg" rengekan Kevin disertai dengan isakan yang kadang muncul, kalau badannya tak dia gerakkan sudah pasti tangisan itu terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kevin yulando alexander
Short Storyadik dari seorang dokter populer yang mengalami masalah pada paru parunya, bisa disebut kebocoran. namun, kevin tidak mau operasi