Kevin 26

718 45 3
                                    

Pagi telah tiba, saat ini Kevin berada dipangkuan Arlo si anak pertama bunda dan ayah Orion. Bukan hanya ingin manja saja, namun tubuhnya yang tak nyaman membuatnya ingin sekali dipangku.

Kevin bahkan tak membiarkan pemuda tampan ini bekerja. Sebenarnya sekarang ada rapat penting, namun tak masalah selagi itu adalah Kevin yang membuatnya biasanya gila kerja untuk sekarang tak bekerja dulu.

"Abang kenapa?" Tanya Kevin mendongak menatap wajah abangnya yang masam. Ia bahkan mengira sebab ia tak memperbolehkan pemuda ini berangkat kerja jadinya abangnya sedih.

Kevin wajahnya menjadi berubah menyendu.

Arlo mengangkat dagu adiknya agar menatapnya, ia tersenyum mengecup hidung mancung adiknya. Jari telunjuknya mengusap nasal dan sedikit membenarkan yang sedikit melorot.

"Abang kekamar mandi boleh?" Ucapnya segera mengutarakan apa yang dirasakan.

Karna sungguh dia menahan buang air besar sedari tadi.

Dengan wajah sendu Kevin menunduk menempelkan pipinya kedada bidang pemuda tampan ini. Arlo menatap atas sambil mendekap tubuh kecil adiknya, fikirannya apa ia bisa menahannya disini.

"Ayah"

"Hm?" Arlo menunduk menatap adiknya yang bergumam memanggil sang ayah.

"Ayah. Abang kekamar mandi, tapi Kevin mau ayah aja" ucap Kevin mendongak menatap sayu wajah Arlo yang ada diatasnya.

"Ada kak Erland. Adek gak mau?" Tanya Arlo dibalas gelengan dengan pelukan yang semakin mengerat, Arlo segera menyuruh Erland yang duduk disofa agar menelfon ayahnya yang mungkin sedang praktek.

Erland menurut.

Setelah selesai Erland mendekat duduk disisi brankar mengusap rambut Kevin yang memanjang. "Kakak ada, bang Arlo hanya kekamar mandi disini bukan diluar. Kamu sama kakak aja ya?" Ucap Erland dengan nada lembut menatap mata indah Kevin.

"Hiks"

"Usss cup cup iya enggak. Sebentar lagi ayah kesini udah ya jangan nangis. Sesak nanti" Arlo berusaha turun dari brankar dan membawa tubuh jenjang adiknya kegendongan koalanya, remaja itu terisak dengan mata yang tertutup.

"Hunggggg hiks" tangisan Kevin semakin deras membuat dua pemuda itu panik, takut adiknya sesak nafas karna tangisannya.

"Adek stop nangis ya, nanti sesek lagi. Kevin mau pakai masker oxygen lagi hm?" Ucap Erland yang membuat Kevin terdiam menghentikan tangisannya lalu menggeleng dengan cepat.

Kevin memeluk leher Arlo dengan sesenggukan menyertainya.

Ceklek

"Ehha anak ayah kenapa hm?" Suara berat terdengar membuat Kevin mengangkat kepalanya yang semula bersandar.

"Ayah udah datang. Sama ayah dulu ya, abang udah gak tahan. Abang mau sekalian mandi" ucap Arlo pada Kevin yang masih memeluknya padahal ayahnya sudah ada dihadapannya.

"Sini sama ayah dek" ucap Orion memegang tangan Kevin yang masih memeluk tubuh atletis putra pertamanya. Kevin menatap Arlo melas.

"Jangan lama" lirih Kevin dengan bibir melengkung kebawah. Arlo tersenyum mengecupi wajah remaja digendongannya lalu mengangguk, ia tak berani mencium bibirnya karna jika Kendrix tau ia akan dihajar habis habisan.

Dan tak membiarkannya dekat dekat dengan Kevin.

"Ughhh. Anak ayah tambah ringannn" ucap Orion saat mengambil alih Kevin untuk berpindah kegendongannya. Kevin hanya diam menyandarkan kepalanya didada ayahnya.

Orion menggoyangkan tubuhnya kekanan kiri sesekali berjalan beberapa langkah, telapak tangan Orion diletakkan diatas piyama lucu yang dikhususkan untuk putranya tepat diatas dadanya.

Kevin yulando alexanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang