Tadi Kevin sampai rumah langsung dibawa kekamarnya yang ada dilantai bawah, Kendrix membaringkan tubuhnya disamping adiknya dengan membawa adiknya kedekapannya.
Jangan lupa, ia tetap memperhatikan selang oksigen yang berada dihidung sang adik tercinta.
Kendrix menatap adiknya yang terlelap damai, ia mengusap pipi adiknya yang masih tirus dengan sayang. Kecupan ia berikan pada hidung mancung adiknya.
"Jangan nyerah sayang" ucap Kendrix lalu memeluk adiknya mengusap kepala belakangnya dengan lembut.
Kendrix bangkit lalu pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah 30 menit ia keluar dengan pakaian santainya, setelahnya ia menuju almari untuk mengambil pakaian adiknya.
Kendrix melepas perlahan celana adiknya, lalu melepas baju yang berkancing depan. Ia sudah membuang semua pakaian yang melepas dari kepala, sebab nasal adiknya tidak bisa dilepas sama sekali.
Daripada menanggung resiko, lebih baik dilepas.
Kevin melenguh tak nyaman saat dingin menyapa seluruh tubuhnya. Kendrix mengusap rambut adiknya sesekali berdesis berharap sang adik tidur lagi.
Setelah adiknya terlelap Kendrix segera memakaikan adiknya pakaian, Kendrix menarik selimut sampai atas dada adiknya lalu duduk disamping Kevin sembari tersenyum hangat.
Kendrix mengecup dahi adiknya sembari memeluknya.
2 jam kemudian
Mata lentik dari wajah tampan namun sayu itu terbuka perlahan. Ia merasakan sesaknya bertambah makannya ia bangun, ia menengok melihat kakaknya disampingnya.
Sebenarnya ada rasa tak tega mau membangunkan kakaknya yang tertidur pulas. Tapi ia tak tahan dengan sesaknya, apalagi kakaknya bisa memarahinya kalau menyembunyikan sakitnya.
"Ngghhh khak" lirihnya mengguncang lengan kekar kakaknya.
Kendrix melenguh sebentar karna guncangan tersebut. Terpaksa ia membuka matanya yang terasa lengket, ia menunduk melihat adiknya yang sedang berusaha meraup oksigen dengan mulut terbuka sedikit.
"Sesakhh"
Dengan panik ia turun lalu menaikkan udara dari tabung oksigen adiknya, ia duduk ditepi ranjang mengangkat adiknya agar bersandar padanya sembari ia mengusap lbut dadanya yang naik turun dengan cepat.
"Sst tenang ya. Atur nafasnya, kalo masih sesak kakak pasangin masker oksigen" ucapnya yang dibalas gelengan sang empu. Ia sudah merasa sudah dapat bernafas dengan baik.
Kevin bersandar penuh pada dada sang kakak, ia merasa sangat lelah berperang dengan sesaknya walau hanya beberapa menit. Namun itu menguras seluruh tenaganya.
Kendrix mengusap lembut kepala belakang adiknya lalu dengan perlahan mengangkat adiknya agar duduk diatas pangkuannya.
"Euggh" Kevin merengek lalu bersandar penuh didada kakakmya karna duduknya yang menghadap kakaknya diatas pangkuannya. Matanya terpejam tenang.
"Sst" Kendrix mengusap sayang punggung sang adik sembari menumpukkan dagunya dipundak kecil sang adik. Tangannya menelusup masuk kedalam baju adiknya untuk meletakkan telapak tangannya didada adiknya.
Kevin yang merasakan tangan kakaknya masuk menggeliat tak nyaman. Hingga usapan didadanya membuatnya nyaman, ia menjatuhkan kepalanya pertanda dirinya ingin tidur.
"Jangan sakit dek, kakak sedih" kecupan ia layangkan didahi adiknya dengan sayang.
Ia merasakan pergerakan dada adiknya beda dengan orang normal lainnya. Ia semakin frustasi, ia berharap jantung adiknya tidak berkembang dan segera sembuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kevin yulando alexander
Short Storyadik dari seorang dokter populer yang mengalami masalah pada paru parunya, bisa disebut kebocoran. namun, kevin tidak mau operasi