Kevin 20

1K 51 2
                                    

Kevin menggeleng saat ingin diturunkan dikursi roda, ia cukup ingat beberapa hari lalu ia jadi bahan ejekan orang orang. Sekarang remaja itu cuma butuh kakaknya, gak boleh sampai hilang pelukannya pokoknya.

Kevin nempel kayak cicak digendongan kakaknya, jangan lupakqn penjaga pribadinya yang setia membawa tabung oksigen dibelakang majikannya.

Wajahnya disembunyikan dibalik bahu kakaknya, Kendrix hanya tersenyum tipis memaklumi tingkah adiknya. Hahh, begitu menyakitkan melihat kondisi adiknya yang seperti ini.

Rumah sakit ini tidak terlalu ramai karna hari masih pagi. Memang ia sengaja pagi agar tak banyak orang dan adiknya tak terlalu diliat orang serta mendapatkan cemooh seperti hari lalu.

Kevin anteng mengalungkan tangannya dileher jenjang kakaknya, kakaknya sudah memakai jas kedokteran karna memang ada pasien yang drop. Beruntung adiknya mau dititipkan diruangan Orion.

Jadi saat ini ia menuju ruangan Orion.

Ia sudah menelfon, pria itu sebenarnya masih dirumah namun mendengar penuturan Kendrix pria paruh baya itu segera berangkat kerumah sakit.

Kendrix menaikkan lagi tubuh adiknya karna merosot kebawah, Kevin semakin memeluk kakaknya dengan kakinya yang melingkar dipinggang sang kakak. Wajahnya semakin diduselkan diceruk lehernya.

Disini hanya ada satu dua keluarga dari pasien yang mungkin ingin ke kantin atau sekedar menghirup udara segar. Namun tatapan tak mengenakkan juga didapat.

Beruntung adiknya tak melihat.

Disana terlihat seorang Pria paruh baya dengan stelan kemeja bersedekap dada berdiri didepan pintu, Kendrix segera melangkah ke pria itu yang sudah mengulurkan tangannya.

Perlahan ia melepaskan tautan tangan yang melingkar dilehernya, lalu tubuh jenjang adiknya ia alihkan ke gendongan Orion. Orion membenarkan tubuh putranya digendongannya.

Kevin melengkungkan bibirnya kebawah saat melihat kakaknya, Kendrix terkekeh mengecup pipi, dahi dan hidung mancung sang adik. Tanpa membuat sentuhan diselang oksigen adiknya.

"Adek sama ayah dulu ya, Chek up nya masih jam sembilan nanti. Kakak nanti datang jam 8 okey, kakak udah bawain satu lego sama mobil mobilanmu" ucapnya diangguki Kevin yang masih menatap melas tak rela. Oh iya saat ini masih jam 6 kurang.

"Ada sama Rezky" Kevin akhirnya mengangguk lalu memeluk kakaknya sampai akhirnya dilepas. Kevin berbalik memeluk tubuh kekar ayahnya menyandarkan kepalanya dibahu lebar sang ayah.

"Om, jagain adek. Aku pergi dulu"

"Pasti. Jangan khawatir" ucap Orion diangguki singkat oleh Kendrix. Ia melangkah pergi setelah mencium kepala adiknya untuk terakhir, ayah menghela nafas lalu membawa putranya kedalam bersama Rezky.

"Duduk Rez" Rezky mengangguk duduk sesuai perintah Orion, Kevin yang mendengar melihat pengawal pribadinya yang duduk disofa. Kevin segera menyuruh ayahnya untuk menurunkannya.

"Mau apa Kevin? Sama ayah aja ya" ucap ayah mengusap rambut putranya, demi apapun beberapa hari tidak bertemu ia sangat merindukan putranya bahkan sekarang ia ciumi terus kepala Kevin.

Saat ini ia duduj dikursi putarnya dengan Kevin dipangkuannya, Kevin memberontak dipelukan ayahnya. "Aaaa ayahhhhh, Kevin mau mainnnnn sama om Ky turunin aaaa" rengek Kevin minta diturunkan.

"Baik baik. Oksigennya dorong ya" Orion terkekeh sembari menurunkan anaknya dari pangkuannya sebelum ia mencium gemas dahi putranya. Kevin berdecak menatap kesal ayahnya.

"Ayah jangan bunuh aku ya kayak kak Kend" kesal remaja itu menatap tajam ayahnya. Orion yang mendengar mengernyitkan dahinya, maksutnya apa membunuh?

"Ma-"

Kevin yulando alexanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang