Kevin sudah bisa memakai nasal cannula karena saturasi oksigennya yang membaik.
Seorang suster memegang kepala masker oksigen dihadapan pasiennya, sedangkan Kendrix melepas selang NGT.
"AWW. SAKITTT....." Kevin memukul tangan kakaknya keras, matanya menatap tajam si dokter ini.
"Pelan pelan oyyy tuaaa" sentak Kevin memegang selang NGT dengan mata melotot. Kendrix melepas agar cepat selesai tanpa drama.
"Udah, jangan berisik." Ucap Kendrix setelah berhasil melepas. Kevin mendorong Masker oksigen yang dipegang suster kewajahnya, aah nyaman.
"Jauhin, pakai nasalnya" ucap Kendrix menjauhkan masker oksigen lalu memasangkan dihidung Kevin.
Kevin menghirup oksigen dari nasal cannula dan mulai menyesuaikan pernafasannya. Ini adalah awal dari penderitaan.
Memakai oksigen kemana mana!!
Kevin menidurkan tubuhnya dengan tangan memegang kakaknya. Kendrix menaikkan kepala ranjang membuat mata besar itu terbuka.
"Makan dulu dek" ucap Kendrix diangguki Kevin. Kevin membuka mulutnya saat sebuah sendok berisi bubur berada didepannya.
Kevin meringis sakit, tenggorokannya sakit. Kevin menelan dengan perlahan entah karna Ventilator atau tidak pernah di aliri air.
Suster yang tadi membantunya sudah keluar, dan tidak ada yang tau jika ia suka tayo.
"Khakk" ucap Kevin dengan nafas berat. Ia masih harus menyesuaikan nafas melalui nasal cannula.
"Hm" Kendrix mengusap ujung bibir adiknya membersihkan bubur yang jatuh. Kendrix menatap tepat pada mata sang adik.
"Pulang yuk" ucap Kevin dengan mata berbinar. Namun tidak bagi Kendrix, disaat seperti ini adiknya masih saja antusias.
Kendrix merasa tak pantas disebut seorang dokter karna ia pun tak bisa menyembuhkan kesayangannya. Maafin kend. Mah, pah
"Adek mau pulang kapan? Adek udah boleh pulang tapi oksigen jangan lepas." Titah Kendrix. Kevin terlihat mikir lalu berteriak senang.
"Hari ini pulang!!!!"
Kevin terlihat menunggu jawaban kakaknya. Kendrix hanya mengangguk pasrah membuatnya berteriak senang memeluk kakaknya.
"Makasih kakak" Kevin memeluk tubuh kakaknya mengalungkan tangannya dilehernya.
"Hm. Sekarang lanjut makan"
Kendrix mengecup Kevin dengan sayang, matanya menatap nasal yang ada dihidung adiknya. Apakah ia akan kuat disaat adiknya dicaci karna alat itu?
Kevin melahap dengan senang melupakan kakaknya yang takut untuk pulang nanti, adiknya pasti akan dipandang remeh oleh orang sekitar.
"Kakak ko ngelamun" ucap Kevin melambaikan tangan, Kendrix menggeleng menyuapkan lagi buburnya.
Setelah berhasil memakan semua buburnya, Kevin meminum obatnya. Kevin merasakan ini obatnya lebih pahit dari sebelumnya.
Kevin menyandarkan tubuhnya lalu mengganti channel tv, lain dengan Kendrix yang mulai membereskan barang barang kealmari.
Ruang rawat ini sudah lengkap apalagi di ruang pribadinya, ia juga menyimpan semuanya disini. Kalau baju kotor akan diberikan pada laundry.
"Banana cha cha" gumam Kevin lalu mengganti channelnya, saat ada motoGP Kevin menatap Kendrix berharap tidak ada semburan.
"Ganti!!" Sentak Kendrix membuat Kevin menghela nafas, memang ya ia tak akan pernah dewasa dimata kakaknya.
Mengesalkan!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kevin yulando alexander
Contoadik dari seorang dokter populer yang mengalami masalah pada paru parunya, bisa disebut kebocoran. namun, kevin tidak mau operasi