Part 14 (Chika & Fiony)

974 54 7
                                    

[Chika POV]

─ Apartment Fiony,
09.00

"Ngh.. Gue dimana.." Gumamku berusaha membuka mata yang silau akan cahaya ruangan ini. Aroma ruangan ini tak asing di penciuman-ku. Namun aku seperti sudah lama tak ke sini sampai aku lupa ruangan apa ini?

"Lo udah sadar? Atau masih mual?" Tanya seseorang dari arah pintu, membuatku membulatkan mata dengan sempurna. "FIONY??" Kagetku tak menyangka.

"Apa? Kok lo kaget gitu sih?" Jawab-nya bingung.

"Kok lo ada disini?"

"Lah? Ini-kan Apart gue. Ya suka-suka gue-lah" Jawabnya lagi yang membuatku makin terkejut dan sadar, ternyata dulu aku memang sangat sering kesini. Tap bagaimana bisa aku ada disini sekarang? Aku benar-benar tak ingat apapun.

"Laper gak?" Tanya-nya mendekat. Aku menggeleng. Yang ku rasa-kan sekarang hanyalah rasa mual.

Melihat jawaban-ku, ia mengambil gelas berisi air putih di sebelahku dan mengarahkan-nya kepadaku. "Minum dulu" Ucapnya lembut. Aku-pun menurut tanpa mengambil gelas itu darinya. Rasanya tanganku sedikit tremor hingga tak kuat meski hanya menggenggam gelas itu.

Aku menjauhkan kepalaku setelah ku rasa cukup untuk minum. Fiony kembali meletakkan gelas itu di meja nakas samping kasur dan duduk dihadapanku. Perlahan ia mengangkat tangannya untuk merapikan rambutku yang sudah pasti sangat berantakan.

"Masih pusing?" Tanya-nya sambil menatap mataku lembut. Aku menggeleng sebagai jawaban.

"Makan dulu ya? Gue udah masakin lo sup ayam"

"Aku-kamu, Fio.. Bukan gue-lo" Koreksi-ku yang kurang suka jika ia menggunakan gue-lo ketika berbicara denganku.

"Bodo-amat, yang penting lo makan dulu sekarang" Jawabnya sambil mengacak-acak rambutku yang tadi di rapih-kannya. Membuatku memanyunkan bibir kesal.

"Apa sih bibirnya jadi cemberut gitu? Mana ketua osis yang kemaren ngebuat adek kelas pada nunduk?" Ucapnya lalu beranjak keluar kamar.

Tanpa sadar, aku merasakan kembali perasaan hangat ini. Perasaan yang sudah hilang selama sebulan lebih. Perasaan yang selalu ku rindukan dan kubutuhkan sampai kapanpun. Semoga kehangatan ini tak akan menghilang lagi. Semoga..

Pintu kamar kembali terbuka, menampakkan Fiony dengan nampan berisi mangkuk sup ayam dan beberapa buah di tangan-nya.

Ia letakkan nampan itu di nakas dan mengangkat mangkuk sup ayam-nya.

"Aaaa..." Ucapnya sambil mengarahkan sendok ke mulut-ku. Aku tertawa gemas dan menerima suapannya. Yang tadinya tak nafsu makan menjadi lahap tak berhenti. Heran juga sebenarnya, tapi ku akui sup ayam ini adalah sup ayam terbaik yang pernah ku coba. Entah ini dia yang buat atau dia pesan? Karena suapan-nya juga yang membuat sup ayam ini menjadi sangat berselera. Atau memang karena aku-nya yang sedang lapar? Entahlah.

Setelah selesai dengan urusan sup ayam itu, Fiony kembali duduk di hadapan-ku.

"Kita udah dari kemarin disini. Aku sama sekali belum ada kabarin siapa-pun. Handphone aku terakhir ada dikelas, sengaja gak di bawa. Dan handphone kamu aku titip sama orang di Mini market dekat sini. Biar kita gak kelacak. Aku yakin semua orang pasti lagi khawatir sekarang" Ucap Fiony membuatku terkejut untuk kesekian kali-nya. Berarti aku mabuk se-malaman? Entah berapa jam sudah aku disini?

"Kok kamu gak ngabarin orang-orang sih, Fio.. Mereka pasti khawatir dan mikir kita udah di culik deh. Lagian kenapa kalau kita kelacak?" Panikku mulai gelisah.

"Emang udah selama itu ya kita gak main. Kamu lupa kalau Apart ini satu-satunya tempat Me Time yang sangat Privasi buat aku? Kan dulu cuman aku sama kamu yang tau. Kamu keren udah bisa lupain semuanya secepat itu, Chik."

J48-FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang