Glen memegang tangan Emma dengan erat. Hari ini Glen sudah diperbolehkan pulang oleh dokter setelah tiga minggu lamanya berada di rumah sakit.
Mereka sekarang sedang menunggu sopir menjemput mereka. Sebelumnya Emma sudah menghubungi tuan Steven bahwa hari ini Glen sidha bisa pulang dari rumah sakit.
Emma awalnya berharap bahwa Steven akan menanyakan keadaan Glen namun apa yang ia harapkan tak terjadi.
Steven bahkan hanya diam selama panggilan berlangsung dan hanya mengatakan bahwa sopir akan menjemput mereka sebelum menutup telfonnya.
Apakah tidak ada sedikit pun rasa khawatir mereka pada Glen? Ah sepertinya tidak.
Emma menatap wajah Glen yang terlihat berseri-seri melihat jalanan di depan mereka.
Yah, setidaknya Glen sudah baik-baik saja sekarang jadi emma bisa sedikit lega.
Tak lama setelah itu mobil jemputan mereka sampai dan mereka pun bertolak meninggalkan rumah sakit.
Di dalam mobil Glen terlihat sangat antusias melihat keluar jendela. Ada banyak sekali gedung-gedung tinggi di sepanjang jalan hingga akhirnya mereka memasuki kawasan perumahan.
Mobil mereka memasuki sebuah mansion dengan halaman yang sangat luas, ada air mancur dan taman bunga di seberang jalan.
"Waahh~" Seruan kagum terdengar dari belah bibir kecilnya.
Mata Glen semakin berbinar begitu mereka mulai memasuki mansion megah itu. Tangannya masih menggenggam jemari Emma dengan erat.
"Oh sudah pulang rupanya"
Langkah keduanya berhenti begitu mendengar nada dingin dan menusun terarah pada mereka, lebih tepatnya pada Glen.
Emma membungkukkan badannya sedikit untuk menyapa anak tertua keluarga Smith.
Glen yang melihat Emma membungkuk juga ikut membungkukkan badannya sesekali mengintip wajah pemuda tampan di depannya.
'Hei bukanlah dia terlalu tampan? Bukankah itu tidak adil, kenapa tidak kau masukkan aku ke tubuhnya saja sih!'
"Ehh, itu sudah ketentuan dari atasan tuan jadi saya hanya bisa mematuhi perintah dari atasan"
Glen berdecak dalam hati.
"Apa yang kau lakukan?" Ansel engkerut kan keningnya begitu melihat Glen yang juga ikut membungkukkan badannya, dan apa-apaan tatapan asing itu?.
Emma berdehem sebentar menghilangkan kegugupannya sementara Glen malah bersembunyi dibelakang tubuhnya.
Kening Ansel semakin mengkerut begitu melihat Glen yang sekarang sedang bersembunyi.
Tidak biasanya Glen seperti itu, biasanya saat melihatnya Glen pasti akan langsung menempel padanya dan menceritakan apa saja yang dia lakukan seharian.
Tapi, kenapa sekarang dia malah bersembunyi?
"Ekhem, permisi tuan muda, saya harus membawa Glen ke kamarnya untuk beristirahat"
Ansel hanya mengangguk membiarkan kedua orang itu pergi dari hadapannya. Ada rasa sesak yang kembali muncul begitu mengingat tatapan asing dari Glen sebelumnya.
~
Saat ini Glen sedang berada di dalam kamar Emma. Kenapa tidak dibawa kekamar Glen? Itu karena Glen yang langsung menangis saat tau bahwa dia dan Emma berada di kamar yang berbeda.
Glen benar-benar tidak ingin lepas dari Emma.
"Mama, orang tadi siapa?" Emma terdiam, dia tidak tau harus menjawab pertanyaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penjelajah
Randomhanya kisah tentang joo yang berkelana di dunia lain dengan berbagai peran yang dimainkannya ditemani sistem berwujud panda yang menggemaskan.