Chapter 9

5.9K 865 68
                                    

Hotman jusseyoooo(✿ ♥‿♥)



Steven pulang sekitar jam tiga sore dan saat dia sampai dia tidak melihat keberadaan istri dan anak-anaknya yang lain.

Pria itu berjalan dengan gontay ke arah sofa. Tas kerjanya ia letakkan begitu saja sementara ia merebahkan dirinya di sofa.

Beberapa hari ini dia sangat sibuk karena di kantor nya sedang terjadi penggelapan dana yang tak sedikit jumlahnya. Steven sangat lelah, dia bahkan hanya bisa pulang kerumah beberapa menit saja dan itu dia gunakan sebaik mungkin untuk makan bersama keluarganya.

Steven mulai berpikir, harusnya saat-saat ia pulang dari kantor seperti ini biasanya ada Glen  yang selalu dengan ceria menyambutnya.

Tapi sekarang, sejak putra ah! Apakah dia masih bisa menyebut nya putranya?.

Helaan nafas gusar terdengar dari belah bibir tebalnya, Steven benar-benar merasa hampa sekarang.

Saat sibuk melamun Steven tak sadar bahwa Eria dan Kalana baru saja masuk kedalam rumah.

Sepertinya mereka juga baru saja pulang dari jalan-jalan.

Eria dan Kalana membawa banyak sekali kantong belanjaan karena mereka hari ini benar-benar menghabiskan waktu mereka untuk bersenang-senang.

"Oh, kamu baru pulang?"

Steven yang tadinya terpejam kini membuka matanya menatap pada Eria dan Kalana ah tidak lebih tepatnya kantong kantong belanjaan keduanya.

"Kalian habis berbelanja? Kenapa banyak sekali?"

"Daddy, hari ini Lana belanja tas dan juga sepatu keluaran terbaru! Lana senang sekali"

Eria memerintahkan beberapa maid untuk membawa belanjaan mereka berdua ke kamar masing-masing sebelum bergabung bersama Kalana yang kini memeluk lengan Steven yang sudah mengubah posisinya menjadi duduk.

"Kenapa baru pulang? Aku kira pekerjaan mu lebih penting dari pada istri dan anakmu" Eria bertanya dengan nada sarkas.

"Hah~ ada yang menggelapkan dana di kantor dan untuk itu aku akan mengurangi uang bulanan kalian"

"APA?!" Eria memekik tidak terima atas perkataan Stevan, wanita iu bahkan berdiri saking terkejutnya.

"Kenapa terkejut begitu? Bukankah kamu juga punya penghasilan sendiri?"

"Itu berbeda mas!"

Kening Steven mengkerut tak terima saat eria menaikkan nada suaranya.

"Kamu membentakku?"

Eria gelagapan, wanita itu menggeleng dengan lemah saat Steven menatap tajam padanya.

"M maaf mas"

"Sudahlah, kamu membuat suasana hatiku semakin buruk" Steven melenggang pergi dari sana meninggalkan Eria yang terlihat gusar.

Kalana memperhatikan keduanya dalam diam, tangan gadis itu diam-diam mengepal. Dia merasa sangat kesal.

Sementara itu, Steven berjalan kearah dapur untuk mengambil minuman dingin, dia merasa sangat gerah sekarang ini.

Beberapa maid melihat dan hendak bertanya keperluannya sebelum pria itu memberi gestur untuk tidak mengganggu nya.

Steven meneguk hampir setengah botol air, pandangannya mengedar dia sedari tadi tidak menemukan sosok putra bungsunya.

"Mery" Panggilnya.

"Ya tuan"

"Dimana Emma dan Glen?"

PenjelajahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang