Votmen jusseyoooo
Glen terbangun saat waktu sudah menunjukkan sore hari. Dia terbangun di sebuah kamar yang luas tanpa ditemani oleh siapapun.
"Mama?!"
Hening, tidak ada jawaban.
Glen dengan susah payah turun dari kasur yang lumayan tinggi itu. Saat kaki kecilnya sudah bersentuhan dengan karpet Glen langsung mengitari kamar itu.
Lelah mengitari kamar besar itu Glen akhirnya menuju kearah pintu dan dengan susah payah menggapai gagang pintu. Dalam hati anak itu mengutuk tinggi badannya yang tidak seberapa ini.
"Lain kali tambahkan tinggi badan untukku, setiap cerita yang aku masuki aku selalu kedapatan tinggi badan yang seuprit"
Keringat sebiji jagung hinggap di dahi berbulu panda. Panda gembul itu hanya bisa menghela nafas sabar menghadapi sikap tuannya.
"Iya, nanti saya akan menambahkan tinggi badan tuan di cerita selanjutnya"
Glen mengangguk sembari tangganya menarik ganggang pintu itu untuk terbuka. Mata bulatnya mengedar menatap tempat asing yang ia yakini pasti rumah papa barunya.
Kaki kecilnya berjalan tak tentu arah berharap dia akan melihat eksistensi Emma yang dicarinya.
"Mama?" Panggilnya lirih. Dia tidak berani berteriak memanggil Emma.
"Eh adik kecil sudah bangun?" Tubuh Glen meremang saat mendengar suara yang berada di samping telinganya.
Mata bulatnya sudah berkaca-kaca.
"Hiks m mama huwaa mama!" Tangisan kencang Glen membuat pemuda yang tadi berbisik di telinganya panik dan menggendong tubuh mungil itu.
"Aduh jangan menangis dek, maaf ya kamu pasti kaget ya? Maafin abang okey" Pemuda yang diketahui sebagai putra bungsu Arthur itu menimang tubuh Glen.
Glen tak mendengar apa yang diucapkan pemuda itu, yang ada dalam pikirannya saat ini hanya untuk bertemu dengan Emma dan memeluk mamanya itu.
"Huwaa mama!" Tangisnya semakin kencang membuat Elvian gelagapan.
Remaja itu langsung menuju ke lantai bawah karena mereka saat ini berada di lantai dua, kebetulan tadi dia melihat Ayah dan juga calon mama barunya sedang berbincang-bincang di ruang keluarga.
"Baby jangan menangis hm, abang akan membawamu ke mama oke" Glen mengangguk walau masih sedikit sesenggukan.
Glen menumpukan wajahnya di bahu Elvian dengan mata yang menatap wajah tampan Elvian dari samping.
Elvian memiliki postur wajah tegas dengan mata tajam yang terlihat lembut, hidung remaja itu mancung dengan mole di ujungnya, ada juga mole dibawah alis membuat nya terlihat sangat tampan.
"Mom Glen menangis mencarimu"
"Sayangnya mama menangis?" Mata Glen kembali berkaca-kaca siap untuk menangis saat mendengar suara Emma.
Anak itu lantas berbalik dan merentangkan tangannya ke arah Emma meminta untuk digendong.
Dia butuh pelukan Emma sekarang ini.
"Hiks mama~" Emma segera berdiri dan mengambil alih tubuh Glen, awalnya wanita itu bingung ketika melihat Elvian berjalan kearah mereka dengan Glen yang bersandar dengan pasrah dibahu putra bungsu Arthur itu.
"Kenapa menangis sayang?" Glen tak menjawab, anak itu sibuk menggesekkan wajah sembabnya di dada Emma.
"Eum Mama Susu" Tangan kecilnya menarik kancing baju yang dikenakan Emma hingga kancing itu terlepas dari tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penjelajah
Randomhanya kisah tentang joo yang berkelana di dunia lain dengan berbagai peran yang dimainkannya ditemani sistem berwujud panda yang menggemaskan.