Chapter 8

6.4K 841 56
                                    

Votmen nya jangan lupa(≚ᄌ≚)ℒℴѵℯ❤




Eria terbangun dengan peluh yang membasahi tubuhnya. Wanita itu dengan terburu-buru bangun dan melihat sekitarnya.

Helaan nafas lega terdengar begitu dia masih berada dalam kamarnya. Eria menatap kearah meja dan mendapati bahwa kini sudah masuk jam sembilan pagi dan tak ada seorangpun yang membangunkannya.

Eria berdecak, kala mengingat mimpinya semalam. Dia merasa heran bagaiamana bisa Glen yang berada dalam mimpinya mengetahui sesuatu yang sangat dka sembunyikan selama ini.

Tapi, mengingat sekarang Glen mengalami amnesia dia bisa bernafas lega.

"Tak akan aku biarkan seseorang mengetahui rahasia yang sudah aku kubur dalam-dalam" Bisiknya.

"Ah benar, lebih baik aku mandi dan bersiap-siap untuk jalan-jalan bersama putriku"

Kurang lebih setengah jam Eria lungkan untuk membuat penampilannya tetap sempurna. Sedari awal Eria memang dikenal sebagai wanita anggun dengan penampilan rapi bak putri bangsawan.

Wanita itu berjalan turun menuju ruang tengah dimana biasanya mereka bersantai sembari menonton atau sekedar berkumpul.

Pandangannya mengedar, sedari tadi dia tidak mendapatkan kehadiran dari salah satu anaknya.

"Seria" Panggilnya pada salah satu maid.

"Ya nyonya, ada yang bisa saya bantu?" Seria maid berusia 27 tahun itu menunduk setelah berada di depan Eria.

"Panggilkan putriku, bilang padanya bahwa mommy kesayangannya ini ingin mengajaknya jalan-jalan"

"Baik nyonya"

"Hei tunggu sebentar!"

"Ya nyonya ada lagi yang harus saya lakukan?"

"Dimana Emma dan anak itu?"

"Emma dan Glen sudah keluar sekitar sejam yang lalu, saya mendengar mereka akan pulang kerumah Emma"

"Baiklah, kau boleh pergi sekarang"

"Baik nyonya"

~

"Uwaaah~ Mama Glen suka sekali! Di sini banyak permainan dan makanan!"

Glen berseru semangat saat mereka sampai di sebuah taman bermain. Mata anak itu berbinar cerah seakan-akan ada beribu bintang yang sedang menyelam di matanya.

"Bagus jika Glen senang" Emma mengelus rambut tebal itu.

"Mama ayo kita beli itu!" Glen menarik tangan Emma menuju sebuah stand yang menjual cireng.

"Okey"

Keduanya bersenang-senang, banyak sekali jajanan yang mereka coba. Emma bahkan selalu siap siaga saat Glen tidak mau diam dan mencoba semua yang ada di taman bermain itu.

Dari kejauhan seorang pria terlihat menatap kearah Emma dengan tatapan yang sulit diartikan.

Pria itu berjalan mendekat kearah Emma yang sedang duduk di sebuah kursi memperhatikan Glen yang bermain prosotan.

"Emma? Apa kamu benar Emma monro?"

Emma berbalik, dia mendapati seorang pria tampan tengah memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan, tapi tunggu? Kenapa wajah itu terlihat tidak asing?.

"Arthur?"

"Yah ini aku, Arthur. Arthur Thurman Barner, orang yang dulunya begitu tergila-gila padamu" Ucapnya.

Note ;tanda
miring
diucapkan
Dalam hati

"Oh astaga, senang bertemu denganmu. Bagiamana kabarmu?"

PenjelajahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang