Chapter 11

4.2K 637 40
                                    

Jangan Lupa Votmennya 。・:*:・(✿◕3◕)❤




Arthur membaca dengan teliti setiap kalimat yang ada di laporan yang baru saja dia terima dari orang kepercayaan nya. Matanya bergerak liar membaca kata demi kata tanpa ada satu yang terlewat.

Senyum miring muncul di wajah tampannya begitu selesai sebelum terkekeh.

"Wanita itu benar-benar licik" Ujarnya.

Laporan yang dia terima saat ini adalah biodata dari semua anggota keluarga Smith dan dia mendapatkan hal yang tidak terduga di sana.

Ah~ bawahannya memang benar-benar bisa diandalkan.

Eria Rayyen Falori, Arthur kembali tersenyum miring begitu mengingat wanita itu. Arthur sebenarnya sudah mengenal Eria dari dulu karena dia sempat menempuh pendidikan yang sama dengannya saat Sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama.

Yang Arthur tau dulu Eria hanyalah gadis manja yang semua keinginannya selalu dituruti oelh kedua orang tuanya sehingga membuat gadis itu memiliki sikap sombong dan kekanak-kanakan.

Saat dia menginginkan sesuatu makan apa yang dia inginkan harus terjadi bahkan dia rela membunuh demi keinginannya itu.

Pernah sekali Arthur menjadi sasaran Eria, gadis itu dulu begitu menyukainya dan selalu menempel padanya bagai lintah.

Arthur tentu saja tidak menyukainya, dia selalu menghempaskan gadis itu bahkan hingga gadis itu terluka akibat penolakannya.

Awalnya gadis itu tidak menyerah tapi saat dia mengancam orang tua Eria akan membuat bisnis mereka hancur barulah Eria tidak lagi menempelinya, dia bahkan langsung dipindahkan dari sekolah.

Arthur kembali terkekeh begitu mengingat nya, pria itu bangkit dan langsung meninggalkan ruang kerjanya menuju kamar yang ditempati dua orang yang kini menjadi kesayangannya.

Arthur membuka pintu kamar dengan sangat pelan takut membangunkan mereka yang kini tertidur nyenyak.

Arthur mendekat pada Glen yang tertidur telentag dengan kedua tangan yang mengepal disisi kepalanya. Dia dengan lembut mengelus rambut Glen sebelum mencium dahi si kecil.

Pandangan Arthur beralih ke Emma, tangannya kembali membelai pipi Emma.

"Jangan khawatir, sayang, aku pasti akan membuat Glen menjadi milik kita," bisiknya.

"Aku menantikan itu," Arthur terkejut saat Emma menjawab pernyataannya.

"Apakah aku membangunkan mu?" Emma tersenyum, meraih tangan Arthur yang masih ada di pipinya.

"Maafkan aku, kembalilah tidur okey"

"Terima kasih telah menerima kita, Arthur."

"Apa pun untukmu, aku akan melakukan apapun jika itu untukmu dan Glen."

"Terima kasih, aku mencintaimu."

"Aku lebih mencintaimu"

~~

Pagi ini di rumah keluarga Smith terlihat sangat suram, para pekerja bahkan tidak berani membuat suara ketika melihat suasana dingin di ruang makan.

Mereka semua sekarang bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi antara Tuan dan Nyonya mereka, begitu pula dengan anak-anak yang terlihat bingung melihat orang tuanya.

"Mom Dad? What's wrong?" Arvin bertanya bingung sebab baru pertama kali dia melihat kedua orang tuanya yang seperti ini.

"Tanyakan pada ayahmu!" Eria berkata dengan sinis sembari menatap tajam Steven yang berwajah datar.

PenjelajahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang