Chapter 4

5.5K 812 91
                                    

"Kamu bukan mamaku, mamaku hanya mama Emma"

Eria mematung, begitupun mereka yang ada di sana bahkan para maid yang tak sengaja mendengar pun ikut dibuat terkejut dengan pernyataan Glen barusan.

Keheningan berlangsung lama hingga suara Kalana membuyarkan keheningan tersebut.

"Kenapa Glen bilang begitu? Glen kan juga anak mommy, adeknya Kalana"

Lagi lagi Glen kembali menggeleng.

"Kamu bukan kakaknya Glen, Glen tidak punya kakak. Glen itu anak tunggal, iyakan mama" Glen mendongak untuk melihat Emma yang yang kini sedang bimbang.

"Mama?" Glen memanggil Emma sekali lagi saat wanita itu tak menjawab pertanyaannya.

BRAK!

"Apa maksudnya ini Emma!!" Steven menggebrak meja makan, emosinya tiba-tiba saja membuncah.

"Maafkan saya Tuan!" Emma langsung berlutut begitu mendengar suara besar Steven.

"Mama!" Glen yang melihat itu justru ikut berlutut dan memeluk Emma. Badannya bergetar takut begitu mendengar suara Steven yang menurutnya menyeramkan.

"Akting tuan rumah benar-benar hebat" Panda membatin heboh didalam pikiran Glen.

"Maafkan saya Tuan, saat ini Glen mengalami amnesia sehingga dia melupakan semua orang dan hanya mengingat saya sebagai ibu-Nya. Saya juga sudah mengirimkan hasil laporan dari rumah sakit kepada Anda beberapa hari setelah Glen sadar jadi saya mengira tuan sudah mengetahui kondisi Glen sekarang"

Benar, setelah beberapa hari Glen sadar, dokter meminta Emma untuk memberitahukan kondisi Glen kepada orang tua anak itu. Tapi saat dia menghubungi Steven dan Eria keduanya sama sekali tidak mengangkat telfonnya.

Beberapa kali Emma mencoba dan hasilnya tetap sama, mereka benar-benar tidak mengangkatnya, berakhir dengan Emma yang mengirim pesan kepada Steven bahwa dia akan mengirimkan hasil pemeriksaan Glen melalui sopir pribadi keluarga Smith.

Steven terdiam, memang benar dia sempat menerima sebuah berkas rumah sakit dari supir pribadinya tapi dia sama sekali tidak melihatnya dan hanya menaruhnya sembarang tempat hingga sekarang dia tidak tau dimana berkas itu berada.

"Apa maksudmu dia hanya mengingat mu sebagai ibunya?" Eria yang sedari tadi diam akhirnya bersuara.

Tangan wanita itu terkepal erat di bawah meja. Perasaan sesak kembali menghantam dirinya begitu mengetahui bahwa Glen bahkan tidak mengingatnya sebagai ibunya dan hanya mengingat wanita yang bahkan tidak memiliki hubungan darah dengannya sebagai ibunya.

"Saya mengatakan yang sejujurnya nyonya. Dokter Rehan bilang bawa Glen mengalami amnesia dan dokter juga bilang kemungkinan saat Glen koma di alam bawah sadarnya dia membuat kenangan baru dan disana saya yang berperan sebagai ibunya. Jika nyonya tidka percaya, nyonya bisa langsung menanyakan pada dokter Rehan"

Hening, keheningan kembali menghantam ke udara membuat suasana ruang makan menjadi sedikit sesak.

Suara derit kursi terdengar saat Ansel berdiri dan pergi meninggalkan ruang makan. Selera makannya tiba-tiba menghilang begitu mendengar penjelasan Emma.

Arvin yang melihat Ansel pergi juga ikut berdiri.

"Cih, menyebalkan" Ucapnya sebelum benar-benar pergi meninggalkan semua keheningan yang tercipta.

"Hiks berarti Glen melupakan Lana dan semuanya kecuali Emma?" Isakan lirih keluar dari belah bibir Kalana yang duduk disebelah Eria.

Eria yang mendengarnya ikut merasa sedih. Putrinya terlihat sangat menyayangi Glen yang bahkan sudah melukainya berkali-kali.

PenjelajahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang