13. DSD : DUPLIKAT DAINURI

2.5K 447 162
                                    

Allo...

Vote dulu ya

TANDAIN TYPO!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TANDAIN TYPO!

"Kita itu satu orang yang sama. Hanya berbeda masanya." __Dainuri

13. DSD : DUPLIKAT DAINURI

Pluk

Srek

"Argh! Pegel tangan gue," gerutu Dai dengan perasaan kesal. Sejak kemarin ia sangat bosan hidup di sini yang tak ada perubahan. Hanya menonton kisah cinta pamannya saja tanpa adanya fenomena yang sebenarnya Dai tunggu-tunggu kebenarannya.

Jam di tangannya menunjukkan pukul 00.30 malam. Membuatnya semakin kesal karena menyadari kalau teman satu kamarnya yang bernama Wira pasti masih nyaman di atas kasur. Rasanya lama sekali. Dai tidak terlihat oleh siapapun dan itu membuatnya tak bisa berkomunikasi atau meminta bantuan pada sekitar. Sudah berminggu-minggu ia berada di dimensi ini, tapi nyatanya baru setengah jam di masa depan.

"Kalo gue bisa bawa Wira atau si Monkai, gue bisa ngobrol. Lha? Ini gue sendirian. Mana pas malem cuma bisa planga-plongo makan angin nggak bisa tidur lagi. Capek gue," gerutunya lagi dan lagi.

Sejak tadi, Dai hanya duduk-duduk sambil sesekali tidur-tiduran di rerumputan tepian danau delima. Cowok itu sedang memperagakan taktik telekinesis menggunakan daun seperti pamannya. Namun, ia sama sekali tidak bisa membuat daun itu melayang. Hanya beberapakali bergerak kecil pindah posisi. Dan itu membuatnya frustasi berkepanjangan. Ditambah lagi nasibnya yang kini masih mengenakan baju tidur seperti orang hilang.

"Gimana caranya gue keluar dari sini? Pas gue masuk itu gue lagi baca buku, kan? Apa gue juga harus dengan posisi yang sama biar gue bisa keluar? Gue mau ajak Wira soalnya. Nanti masuk sini lagi biar tahu perjalanan hidup Paman Wawan."

"Bisa nggak, ya?" pikir Dai.

"Ada satu cara biar lo bisa keluar dari kehidupan ini."

Dai kaget, ia menoleh ke sumber suara yang sangat familiar di telinganya. Itu adalah Wawan, yang sedang berjalan tegap menghampirinya dengan kedua tangan yang masuk ke saku celananya. Laki-laki itu berhenti tepat di hadapan Dai tanpa menampilkan ekspresi apapun.

"Paman?! Paman bisa lihat Dai? Serius? Paman bisa lihat Dai?" ucap Dai antara senang dan kaget.

Wawan hanya terdiam kala kedua lengannya digoyangkan oleh Dai sangking senangnya. Kemudian laki-laki jangkung itu beralih menghadap danau delima di depannya. Dai yang masih syok itu terus saja merusuhi Wawan dengan pertanyaan-pertanyaan yang sama.

"Serius, Paman beneran bisa lihat Dai? Jadi, selama ini Paman tahu dong kalo Dai sliweran di MHS. Paman?"

"Paman beneran bisa lihat Dai, kan?"

Dai's Short Dream [TELAH TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang