"Kara, kamu jemput Ibu Satria !" perintah Serkan yang langsung mendapat tanggapan tidak suka dari putranya
"Pah.. kenapa harus Kara ?! Bukankah kita bisa menyuruh seseorang untuk menjemputnya ? Kenapa harus Kara juga yang turun tangan untuk hal ini ?!"
"Biar saya saja yang menjemput Ibu di kampung, Pak !" Satria merasa tidak enak pada Kara
"Kamu akan sibuk mengurus semua urusan pernikahan mulai sekarang, jadi tidak ada waktu untuk pulang ke kampung. Biar Kara yang urus, ditemani Galen dan Jeno kalau perlu !" ucap Serkan tetap pada keputusannya
"Pernikahan.."
Satria bingung dengan perasaannya, bahagia tentu saja. Tapi disaat bersamaan dia juga ragu. Pernikahaan seperti apa yang akan dia jalanin nanti bersama Nika.
Meski dia sangat mencintai Nika, tapi selama ini dia selalu menempatkan dirinya tidak lebih dari seorang bawahan. Lalu, bagaimana dengan perasaan Nika padanya.
Apa Nika juga mencintainya, atau Nika hanya tidak rela dia mengundurkan diri dari pekerjaannya. Tapi bukankah selama ini Nika selalu kesal padanya dan tidak pernah menganggap dirinya ada.
"Satria !"
"Ah.. iya Pak !" Satria terkejut dengan panggilan Serkan yang sedikit keras.
"Kamu boleh istirahat ! Besok ikut istri saya dan Nika untuk mengurus persiapan pernikahan !"
"Secepat itu Pak ?!" Tanya Satria yang masih ragu
"Rencana baik harus cepat dilaksanakan, bukan..?" ucap Serkan yang mendapat tatapan malas dari Kara
"Papa sudah tidak sabar untuk menggendong cucu, karena itu kamu harus cepat menikahi adikku yang liar itu !" Satria tertawa mendengar ucapan Kara
"Sudahlah.. cepat kalian pergi ! Papa ingin menemui Mama.."
"Papa yang menyuruh kami ke sini, sekarang Papa juga yang mengusir kami !" keluh Kara sebelum keluar dari ruang kerja Serkan
"Saskara !!"
—-oOo—-
"TOLOL ! BEGO !" Nika memukul-mukul bantal di pangkuannya dengan kesal
Bagaimana mungkin dia mengajak Satria menikah, dan kenapa Papanya itu dengan gampangnya langsung menyetujui perkataannya.
"ARGHHHH !! Bisa-bisanya lo segampang itu ngajak pengawal itu nikah ! Nika lo tolol banget, sumpah !!" Nika benar-benar merutuki kecerobohan dan kebodohannya sendiri
"Aahhh.. gue ga ada nyali ketemu Satria !!" Jika bisa, Nika ingin memutar waktu dan menarik semua perkataannya
"Ini mimpi kan ?!" Tanya Nika pada pantulan kaca
"Iya, lo lagi mimpi manis !"
"Tuh.. kan ?! Tenang, gue cuma mimpi !" Nika tersenyum senang
"Selain manja, ternyata lo agak sedikit.." Nika yang tersadar jika sedari tadi ada yang menjawab pertanyaannya, menatap kesal ke arah Kara yang bersandar di ambang pintu kamarnya yang sedikit terbuka
"Selamat ya Adikku sayang, sebentar lagi akan menjadi seorang istri" ejek Kara pada Nika
"Bisa diem ga !!" Ucap Nika kesal
"Seharusnya Kakak yang menikah terlebih dulu. Tapi karena orang itu Satria, dengan lapang dada Kakak akan memberikan restu ini untukmu.." Kara menaruh kedua tangannya di dada, lalu mengangguk-anggukan kepalanya seolah pasrah
"Memangnya kenapa kalau orang itu bukan Satria ?! Satria atau bukan, gue juga akan tetap menikah nantinya !" Nika menatap kesal pada Kara
"Kenapa gue punya adek yang kaya ini ? Kayanya lo harus kuliah lagi ambil jurusan kepekaan, di fakultas perasaan !" Kara menggelengkan kepala

KAMU SEDANG MEMBACA
GIVE LOVE
Любовные романы[ Cerita Dewasa ] Kisah kedua saudara kembar yang sedang mempertanyakan, apa itu cinta ? Nika gadis manja yang selalu sial dalam kisah cintanya, tak menyadari kalau sebenarnya selama ini ada cinta tulus yang selalu berada di dekatnya. Sedangkan, Kar...