Bertemu Gadis Asing

110 12 2
                                    

"Keluarga Satria benar-benar menyusahkan !" Keluh Kara setelah sampai di kampung halaman Satria

"Sudahlah bro, ngeluh mulu ! Lo kaya Nika kalau lagi PMS !" ejek Jeno, sepupu sekaligus salah satu pewaris perusahaan Nugraha

"Lo memang ga punya sopan santun!!" Ketus Kara pada Jeno yang lebih muda 1 tahun darinya

"Kalian apa sudah selesai ributnya ?!" Galen yang merupakan om mereka sekaligus orang kepercayaan Serkan menegur kedua keponakannya yang selalu tidak akur itu jika bersama.

"Hhh.. Om yang membosankan !!" Keluh Jeno

"Kalian yang merepotkan ! Kenapa Kak Serkan harus menitipkan dua bayi ini padaku !!" Ucapan Galen mendapat tatapan tajam dari kedua keponakannya yang tampan itu

"Itu rumah Satria, ayo kita masuk !" Galen meninggalkan kedua keponakannya yang masih tampak beradu mulut di depan mobil

"200 juta !" Galen menyerahkan uang tunai yang dia keluarkan dari tas berwarna hitam pada paman dan bibi Satria

"Apa tidak terlalu banyak Pak ?!" Ibu Satria yang menjawab, mengingat hutang adiknya hanya sekitar 80 juta pada kepala desa.

"Biar saja, hitung-hitung hadiah dari Pak Serkan !" jawab Galen, sedangkan Kara hanya menatap datar pada paman dan bibi Satria yang terlihat gembira melihat uang sebanyak itu di hadapan mereka.

"Satria mana ?!" Tanya Bu Endang menyadari kalau tidak ada putranya diantara ketiga pria tampan yang datang ke rumahnya

"Dia tidak bisa ikut karena harus menyiapkan acara pernikahan, itu sebabkan kami diutus ke sini untuk menjemput Ibu !" Kali ini Kara yang ambil alih pembicaraan

"Menikah ?! Dengan siapa ?!" Bu Endang terkejut, bahkan dia terduduk lemas mendengar berita tentang putranya

"Bagaimana Satria bisa menikah ?! Kami ini keluarganya ! Ini ga bisa dibiarin, Satria harus menikah dengan putri Pak Kades !" Paman Satria yang terlihat mata duitan itu terlihat tidak terima keponakannya akan menikah, sungguh aneh pikir Kara.

"Dia akan menikah dengan adik saya ! Bukankah uang ini untuk melunasi utang Anda pada kepala desa itu ! Dan kelebihan uangnya, sebagai kompensasi pembatalan nikah !" Jelas Kara tanpa basa-basi.

Glek...

Paman dan bibi Satria seketika terdiam mendengar perkataan Kara yang lantang, mereka salah karena tadi beranggapan kalau ketiga pria di depannya itu akan mudah dikelabui.

"Apa calon istri Satria adalah Nona Nika yang selama ini dia jaga ?!" Tanya Bu Endang ragu

"Iya betul Bu, calon istri Satria adalah Nika !" Galen menganggukan kepalanya

"Apa terjadi sesuatu sehingga mereka tiba-tiba menikah ?" Kali ini bibi dari Satria yang menggunakan kalung emas berukuran panjang itu bertanya

"Iya, Satria menghamili adik saya !"

"APA ?!"

"KARA !!"

—-oOo—-

"Apa sudah puas membuat masalah ?!" Galen menatap tajam pada Kara yang berhasil membuat Bu Endang pingsan

"Apa mereka sudah menandatangi surat perjanjian untuk tidak menganggu hidup Satria dan ibunya lagi setelah ini Om ?" Jeno yang sedari tadi hanya menyaksikan kekacauan yang dibuat Kara, akhirnya bertanya pada Galen

"Sudah, meski dengan sedikit ancaman !" Jawab Kara dengan datar

"Kita harus berhati-hati dengan mereka, Om rasa mereka punya niat jahat pada Satria dan Nika !" firasat Galen mengatakan ada yang tidak beres dari pasangan suami istri itu

GIVE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang