Pendekatan Dengan Calon Mertua

213 13 1
                                    

Shanika tersenyum ketika kue buatannya sudah jadi, sejak subuh dia berkutat di dapur. Sebenarnya bukan hal sulit untuk seorang Nika membuat kue atau masakan lain, bakat memasak sang mama menurun padanya. Terbukti dengan semua cabang usaha kuliner sang mama sudah diambil alih olehnya.

Hanya saja satu kelemahannya, dia sangat susah untuk bangun pagi. Jadi melihat sepagi ini Nika sedang sibuk membuat kue di dapur, cukup membuat Kara sang kakak yang masih menginap di rumah kedua orang tuanya terkejut.

"Benar-benar calon istri idaman !!" Kara bertepuk tangan melihat sang adik yang mulai berubah

"Gue lagi ga mau ribut ya Kak !!" Ancam Nika yang masih sibuk menata kue di piring saji.

"Nika ?!" Satria yang berjalan menuju dapur pun terkejut melihat sepagi ini gadis itu sudah berada di dapur, biasanya butuh waktu lama menunggu Nika untuk bangun dan sarapan.

"Kaget kan lo ?!" Tebak Kara yang tau isi pikiran Satria

"Mas Satria ga usah ikut-ikutan deh !" Nika melirik tajam ke arah Satria yang langsung membuat pria itu menggeleng dan menjauh dari Kara

"Cih !! Suami takut istri !!" Kara memilih ke halaman belakang rumahnya dengan secangkir kopi yang dia buat sendiri

"SASKARA !!" Nika menjerit ketika kakaknya itu sedikit menyenggol lengannya

"Ada apa ini ?!" Kira yang ingin membuat sarapan kaget mendengar keributan dari arah dapur

"Shanika membuat kue di rumah, Mah !" Satria dengan bangga memamerkan hasil kerja keras Nika

"Wah.. Padahal jarang sekali Nika membuat kue di rumah, biasanya selalu membuat kue di toko !" Puji Kira yang tau alasan putrinya itu sudah berkutat di dapur sepagi ini

"Sayang !" Panggil Serkan pada istrinya

"Ada apa Mas ?" Kira menghampiri suaminya yang baru keluar dari kamar

"Apa Papa sudah di surga ?!" Tanya Serkan yang mendapat tatapan bingung dari istrinya

"Maksud Mas apa ?!" Kira tampak khawatir

"Kenapa ada bidadari di dapur kita ?!" Satria menahan senyum mendengar ucapan calon papa mertuanya

"PAPA !!"

—-oOo—-

"Wah.. ini enak sekali, apa Bu Kira yang membuatnya ?!" Perkataan Bu Endang berhasil membuat senyum Nika menghilang

Satria yang mengetahui perubahan wajah Nika langsung menyela ucapan ibunya.

"Bukan Bu, ini buatan Nika !" Bu Endang menatap tak percaya, bagaimana mungkin seorang gadis cantik, kaya raya dan manja seperti Nika bisa mengolah kue seenak ini.

"Uhuk.. Uhuk.." Bu Endang tersedak, Nika yang dengan akan mengambilkan air minum, kalah cepat dari Luna yang memang posisi duduknya berada dekat dengan Bu Endang.

"Mmh.. Nika permisi !" Mood Nika benar-benar hancur, masih saja Bu Endang dan Luna terlihat dekat setelah apa yang dilakukannya.

"Sat.." Bu Endang merasa tidak enak pada Nika

"Satria kejar Nika dulu !" Izin Satria yang mendapat anggukan dari Serkan

"Maafkan saya !" Bu Endang merasa tidak nyaman ketika acara sarapan yang tadinya hangat berubah menjadi dingin

"Tidak papa Bu, saya yang harusnya minta maaf dan mohon dimengerti. Shanika memang seperti itu !" Kira merasa bersalah pada calon besannya

"Selesai makan, lo langsung ikut gue !" Kara yang memang sudah selesai sarapan, juga meninggalkan ruang makan setelah bicara dengan Luna

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GIVE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang