• Le Penthouse Suite Gold Coast
-2204/222 Russell St, Mellfod VIC 3000, North Cale-
Malam ini tubuhnya hanya terbalut gaun tidur yang sedikit tipis. Wajahnya telah di bersihkan dan bersiap untuk tidur, tubuhnya mulai berbaring menghadap langit langit kamarnya. Perlahan netra berwarna hazel itu tertutup dengan rapat. Sibuk menyusuri mimpinya, pintu penthouse miliknya perlahan terbuka. Seseorang mulai meletakkan beberapa plastik di atas pantry.
Kakinya berjalan dengan perlahan menuju ke ruangan dimana tepatnya Ruella sedang tertidur. Sesaat tubuhnya terdiam di depan pintu ruang kamar gadis pemilik penthouse yang telah dirinya masuki. Wajahnya tersenyum sebelum menekan knop pintu.
Senyum tulusnya semakin merekah saat menatap wajah Ruella yang tenang. Bagaimana mungkin raut wajah setenang itu dapat memiliki perang yang sangat sengit dengan batin dan pikirannya.
Tangannya tergerak untuk mengelus surai kehitaman gadis yang sedang tertidur. "You did well today Hersa...and i'm proud of you."
Kepalanya sedikit menunduk untuk mengecup dahi gadis kesayangannya. Memutuskan untuk bergabung Archie sedikit mengangkat kepala Ruella agar menggunakan lengannya sebagai bantalan, merasakan adanya pergerakan Ruella langsung berbalik tanpa takut atau curiga dengan sosok yang memeluknya.
Untuk apa dirinya curiga jika jelas jelas ia mengetahui harum dari tubuh kekasihnya. Ya dia sangat hafal dengan tubuh kokoh yang mendekapnya malam ini. "Kau sudah pulang?." Suaranya terdengar lirih.
Archie mengangguk. "Ya, aku ingin berkeluh kesah hari ini. Tapi sekarang rumahku sudah mengantuk. Jadi besok saja oke?."
Gelengan di dapatkan langsung. "Berbicaralah sekarang. Aku akan mendengarkannya, janji tidak akan ketiduran hehe." Kekehnya diakhir kalimat.
Ruella benar benar berjanji untuk tidak tertidur saat mendengar Archie. Ia serius dalam berjanji akan menerima segala buruk dan baiknya yang di miliki sosok malaikatnya.
"Hmmmm. Tidak usah, sekarang pejamkan matamu sayang..." Pintanya dan lagi lagi di hadiahi gelengan oleh Ruella.
Tangannya merambat untuk menyentuh jari panjang milik Archie.
Digenggamnya perlahan. "Your hands cold."
"Tenang saja. Aku tidak apa apa." Ujarnya menenangkan.
Ruella membalikkan tubuhnya untuk langsung berhadapan dengan kekasihnya. "Katakan yang terjadi, bagaimana harimu? apakah kau baik baik saja."
Bagaimana Archie bisa tidak jatuh berulang kali terhadap Ruella, bagaimana bisa Draco menyia-nyiakan peri secantik dan sebaik Ruella, bagaimana bisa. "Hariku lebih baik dari sebelumnya, bahkan berkali-kali lipat. Ah salah bukan begitu, sejak kau datang masuk ke dalam hidupku yang berwarna hitam putih. Hari yang ku jalani rasanya berjuta kali lipat lebih bahagia dari biasanya." Tatapan matanya saat ini tidak menyiratkan kebohongan sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist Second Life
Fantasy[ Disclaimer : (17+) Contains harsh words, murder, and kissing scenes ] [Be Wise!] Hermosa Ruella Kadena adalah tokoh penjahat bagi orang orang di sekitarnya. Kehidupan yang ia jalani tak lebih hanya berporos pada sosok Draco Gaynell Milan kekasihny...