19

7.8K 687 20
                                    

Semua tamu undangan yang berada disana merasakan ketulusan dari setiap kalimat yang di lontarkan Ruella, mereka jelas tahu mengenai masalah yang harus di hadapi gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua tamu undangan yang berada disana merasakan ketulusan dari setiap kalimat yang di lontarkan Ruella, mereka jelas tahu mengenai masalah yang harus di hadapi gadis itu. Ruella mulai membungkukkan badannya kembali dan bergegas meninggalkan panggung, tepuk tangan yang meriah itu seakan akan menjadi iring iringan di setiap langkah yang Ruella pijak saat menuruni panggung.

Saat kembali menduduki kursinya Ruella langsung di sambut dengan ucapan selamat dari beberapa orang yang bersebelahan maupun berdekatan dengan dirinya. Mrs.Emma langsung saja menghujani wajah Rue dengan banyak kecupan bangga dan sayang, Rue sudah ia anggap sebagai putrinya juga.

"Aku sangat bangga, bahkan setiap harinya aku bangga kepadamu Ruella sayang." Senyuman Emma menular kepada Ruella.

Menurut gadis itu, sosok Mrs.Emma benar benar menggantikan refleksi dari sosok ibunya, sosok ibu dan kasih sayangnya yang belum pernah Ruella rasakan. Air matanya kembali menetes saat mengingat bahwa kedua orang tuanya sudah tiada. Mungkin jika kerabat dekat ia masih memilikinya meskipun bisa dikatakan Rue telah di buang saat nenek dan kakeknya tiada.

Emma yang menyadarinya langsung memeluk Ruella, ia paham apa perasaan gadis yang berada di dekapannya saat ini. Pasti Ruella sedang mengingat kedua orangtuanya.

"Menurut anda apakah mereka bangga dan bahagia melihatku seperti ini?." Suaranya lirih.

Tangan Mrs.Emma menangkup kedua pipinya. "Ya, mereka sangat bangga dan bahagia melihatmu berkembang, bahagia dan menjadi sosok yang tangguh. Mereka pasti melihatnya, jadi jangan terlalu bersedih oke? anggap saja aku seperti ibumu."

Kepalanya mengangguk patuh dan kembali masuk kedalam pelukan Emma. "Terimakasih....sekali lagi terimakasih."

Kehadiran orang orang baru di kehidupan keduanya merupakan anugrah. Semuanya baik dan menyayanginya, Ruella yang saat ini tak kekurangan satupun.

Pelukan keduanya terlepas, Rue yang sadar saat tak melihat keberadaan Ophelia langsung saja bertanya. "Dimana dia?."

"Ohh..entahlah tiba tiba dia keluar dan meninggalkan tasnya disini. Draco mungkin yang memerintahkannya."

"Draco?."

Emma mengangguk mantap. "Sepertinya, karena ku lihat tadi Draco juga keluar dengan wajahnya yang masam." Atensinya kembali mengarah ke panggung.

Bolehkah Ruella tertawa sekarang? ayolah, ini memang bukan kebetulan. Pasti lelaki sampah itu sedang memaki maki Ophelia karena tidak berhasil meraih gelar yang Ruella dapatkan. Hey...sebenarnya itu bukan sepenuhnya salah Ophelia, salahkan saja Draco juga.

Sejak dahulu memang kemampuan Ophelia tidak sebaik dan sebagus yang mereka kira. Jika begini Ruella jadi memikirkan. Apakah mungkin di kehidupannya yang dahulu Ophel juga melakukan hal kotor untuk mendapatkan penghargaan.

Antagonist Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang