"Woiii! Genduuut!"
Tentu saja Cakra tidak menengok saat ada yang memanggilnya begitu di depan cofeeshop dekat kantor. Ia baru sadar kalau Maria lah sosok yang berteriak dengan norak seperti itu ketika perempuan itu sudah berada di sampingnya.
Maria berjinjit untuk mencubit pipi Cakra, "gue udah tau kalo dulu pipi lo lebih gembul dari ini, terus lo juga pake kaca mata yang tebelnya bisa buat bagelan anjing."
"Dih?"
"Gue liat foto lo di rumah founder kemaren."
"Lo ke rumah Opa? Sama siapa?"
"Sama Bu Kezia buat presentasi project baru."
"Oh. Kirain sama Bian."
"Iya, Pak Bian juga dateng kok nyusul naik helikopter. Gila ya gue ternganga sama semua kemewahan keluarga lo itu. Tapi satu hal yang masih gue heran.."
"Apa?"
"Kenapa sih di antara keluarga lo yang tajir melintir itu, lo milih buat hidup seperti ini?"
"Seperti apa maksudnya?"
"Ya seperti orang yang berpenghasilan menengah ke bawah. Ngekos, baju gak branded, gak pake mobil mewah, yang gitu-gitu deh pokoknya. Yang keliatan mahal di lo paling cuma moge lo doang, tapi itu juga gak seberapa lah dibanding mobilnya Bian sama Kezia."
Kini gantian Cakra mencubit pipi Maria sampai perempuan itu meringis. "Kepo banget, jangan dibiasain."
"Ah elah, dasar gendut."
"Eh gue tuh udah puber ya. Sekarang udah jadi laki-laki dewasa yang tampan. Udah gak gendut lagi."
"Cuih!" sesaat kemudian Maria teralihkan oleh notifikasi pesan yang masuk ke ponselnya. "Gue cabut duluan ya."
"Bareng aja, kopi gue bentar lagi selesai."
"Enggak gue gak balik ke kantor. Cuti setengah hari."
"Kenape lo? sakit?"
"Mau berburu birthday treats. Udah ya gue cabut, buru-buru nih! Daaaah!"
Entah apa yang Cakra yang teriakan untuk memanggilnya lagi setelah itu, Maria sudah tidak dengar lagi karena ia sudah duduk di atas ojek online dan melaju cepat meninggalkan coffeeshop.
***Maria sedang menunggu birthday treats ketiga dari restoran ketiga yang ia kunjungi sore ini. Kali ini restoran yang berada di salah satu mall daerah Jakarta Barat ini memberikan treats berupa pancake dengan topping es krim vanilla dan sebatang lilin ulang tahun kecil bagi orang-orang yang berulang tahun, dengan syarat menunjukkan KTP. Maria ikut bertepuk tangan dengan sumringah saat menerima pancakenya, itu karena sudah menjadi SOP restoran ini untuk menyanyikan lagu selamat ulang tahun sambil memberikan pancake dengan lilin yang menyala bagi pelanggan yang berulang tahun. Maria jadi merasa ulang tahunnya dirayakan dengan meriah.
Senyumnya belum hilang saat menerima panggilan dari Bian di ponselnya, "halo Pak? Ada apa ya Pak?"
"Saya lagi di London, ada hal urgent yang harus dicek Kezia sekarang tapi dia gak angkat telepon saya. Tolong kamu ke ruangan Kezia dong, suruh dia cek hp nya."
"Waduh, maaf Pak saya udah gak di kantor karena ambil cuti setengah hari. Saya chat temen divisi yang lain deh Pak, biar mereka yang—"
"Cuti kenapa? Sakit kamu?"
"Oh enggak Pak, saya cuti karena ulang tahun hari ini. Jadinya mau me time aja gitu, sambil berburu birthday treats."
"Birthday treats?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia ini Milik Kita
Romans(SUDAH TAMAT) Gara-gara gosip menyesatkan yang tersebar mengenai dirinya dengan salah satu Direktur di tempatnya berkerja, Maria terlempar masuk ke dalam kehidupan Biantara. Sejak saat itu semuanya terasa bagai di neraka baginya. Dia ingin kabur, t...