21

703 74 2
                                    

Maria belum pernah mabuk sebelumnya, tapi ia sering dengar kata orang-orang yang bercerita kalau mereka sebagian besar melupakan ingatan saat mereka mabuk. Tapi kok Maria tidak ya?

Ia benar-benar bisa mengingat setiap detail kejadian di mana ia menyerang Bian semalam, dan ia merasakan keinginan untuk meninju dirinya sendiri paginya, begitu bangun.

sinar matahari yang masuk ke kamar membuat Maria bisa melihat Bian tertidur memunggunginya di sebelah. Kemudian ia mendekat untuk memeluk punggung Bian. Rupanya Bian langsung bangun dan ia terdengar berucap, "pagi-pagi udah peluk-peluk, jangan-jangan masih mabok?"

Maria menggeleng dan membenamkan wajahnya di punggung Bian. Ia malu. "Makasih udah jagain aku semalem."

"Jagain dari siapa? Aku?"

"Dari diriku sendiri."

"Iya, sama-sama."

"Tapi andai semalam kamu lepas kendali dan kita melakukan itu, aku rasa aku gak akan semenyesal itu deh. Since, it's you."

Bian langsung berbalik menghadap Maria, "dih tau gitu, aku harusnya ladenin kamu aja semalem! Biar aku gak cape nahan-nahan."

Maria tertawa, "nahan apa?"

"Napsu!"

Perempuan itu tertawa lebih keras lagi. "Lagian siapa suruh."

"Terus kalo sekarang, boleh?"

Maria menggeleng.

"Kok gitu?"

"Kalo semalem, ada alasan pemaaf karena aku mabuk. Kalo sekarang aku waras, jadi gak boleh."

"Maria, you're such a teaser."

Maria bangun dari tidurnya, dan membuka tirai jendela hotel. "Ayo sarapan, tapi Aku gak suka makanan di sini, rasanya hambar."

"Mau cari resto asian food aja?"

"Boleh!"

"Sun dulu tapi."

"Sun? Bahasa kamu kayak om-om!"

"Cium maksudnya."

"Gak dulu, Om."

"Enak aja manggil-manggil Om!"

"Dari segi umur udah pantes."

"Dari segi muka, tentu belom."

Maria tidak mengelak akan ucapan Bian yang satu itu. "Kalo emang merasa ganteng, kenapa maunya sama modelan kayak Maria."

"Gatau nih, selera jadi berubah."

"Selera kamu berubah dari mantan-mantan kamu yang spektakuler, ke cewe jelek kayak aku maksudnya?"

"Bukan, selera aku berubah dari cewek-cewek tinggi, ke cewek travel size. Kalo soal cantik sih, semua mantan-mantan aku kalah."

"Preeeet!"

Bian tertawa, "seriusan tau." Kemudian lelaki itu bangun dan berdiri untuk menarik Maria kembali ke ranjang dan memeluknya erat seperti bantal guling.

"Gak usah iseng! Awas ah!"

"Gik isih ising, iwis ih!" Ledek Bian yang semakin membuat Maria meronta di dalam pelukannya. Sampai akhirnya Maria jadi ikut memakai seluruh tenaga yang ia punya untuk melepaskan diri dari keisengan Bian, dan malapetaka terjadi bagi Bian.

"ADUUUUUUUH!!!"

Ya, perempuan itu baru saja secara tidak sengaja menendang dengan kencang, sumber kehidupan Bian. Membuat lelaki itu akhirnya melepas pelukannya, dan kini Bian sibuk berguling-guling di ranjang sambil merintih kesakitan.

Dunia ini Milik KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang