1. Cerewet tapi sayang

253 11 1
                                    

"Mau aja sih kamu disuruh nganterin Dorayaki sampai stasiun Tawang, kenapa? Apa alasannya sampai hatimu tergerak buat kaya gitu? Di Semarang ini udah gampang transportasinya, ada ojol, ada trans Jateng, ada becak, dan sebagainya. Tapi kenapa kamu mau, Brontosaurusss?"

Ngomel sudah menjadi kerjaannya Amanda jika menyangkut dengan hal yang tidak dia sukai, sreg, atau salah. Konteksnya sama saja. Pokoknya yang membuat dia diambang antara marah dan mau nangis namun biasanya nangisnya belakangan kalo sedang sendiri.

"Kan tadi disuruh Bunda, Nda." alasan Dino.

"Bisa nolak, kan?"

"Ya kali aku nolak dihadapan Bunda, sama juga waktunya dia udah mepet, keburu ketinggalan kereta."

"Salah dia sendiri dong nggak peduli sama waktu, nyerocos aja sama Bunda, udah kaya dia aja yang calon istrinya kamu." Bola mata Amanda memutar dan dia melengos dari hadapan Dino.

Ditaman belakang rumah Dino yang anginnya sedang sepoi-sepoi ini tidak bisa mengademkan suasana hati Amanda.

"Kasihan aja sih."

Dino tipikal cuek bebek tidak terlalu menggubris marahnya Amanda, karena dia merasa sudah biasa dan beranggapan nanti perempuannya itu akan adem sendiri.

"Itu sih emang kamunya ya sok baik, makanya dia jadiin kamu bahan buat bisa dideketin dan dicaperin."

"Ya udah sih, cuma antar doang."

Amanda hanya mencibir, "Kamu nganterin ya didepan apa sampai masuk parkiran terus kamu parkirin mobil dulu terus nganter dia sampai cetak tiket terus nungguin keretanya datang? Iya gitu?"

"Iya, soalnya sambil bantuin bawa kopernya dia yang besar."

"Duh, perhatian banget ya. Sekalian angkatin aja sampai masuk keretanya kaya bapak-bapak porter terus dikasih upah."

"Ya enggak boleh masuklah." sahut Dino dengan lempengnya.

"Nah, pintar. Nggak usah dianterin sampai masuk bisa kali, dia udah gede, apa-apa bisa sendiri. Kaya anak manja aja. Untung aku nggak manja tuh, bisa angkat sama masang galon ke dispenser sendiri, udah ibaratkan menang award."

"Ya udah sih nggak usah marah, udah lewat juga."

"Gampang banget ngomongnya, No. Gitu terusss. Jangan gampangin situasi kaya gini dong. Aku cerewet karena ya aku peduli, nggak mau kita ada masalah, belajar sama diluaran sana! Kalo kamu udah punya pasangan, jaga diri kamu dari perempuan lain begitu juga sebaliknya buat aku."

"Nggak akan ada masalah kaya gitu kalo kamunya nggak ngungkit dan curiga, Manda. Aku nggak seperti yang kamu pikirin kok, nggak usah takut. Kamu mikirnya yang positif aja, gini, aku cuma antarin Raya dan bantuin bawa kopernya, udah gitu, gampang. Nggak usah meleber mikir kemana-mana."

"Nggak bisa! Kalo kaya gampangin kaya gitu berarti kamu nggak hargain aku. Dorayaki bisa baper sama kamu."

"Ya Allah, Nda, udah ya. Kamu pasti capek ngomong terus."

"Nggak, ini mulut aku gunanya ngomong terus biar kamu sadar."

"Kamu udah lihat aku didepan kamu ini, aku nggak ikut ke Jakarta kok." Dino melambai-lambai didepan Amanda sekaligus mencoba menghibur perempuan itu.

"Dasar dinosaurus dimasa purba, ikut punah aja sana! Dibilangin malah ngelawan bisanya!"

"Aku nih tunangan kamu, nggak bakal lari ke perempuan lain."

"Jangan kepedean! Semua bisa terjadi selama janur kuning belum melengkung didepan gang rumah kamu."

"Naudzubillah, jangan ngomong gitu ah! Kalo kamu udah selesai kuliah kita,kan mau langsung nikah."

Sejauh Mana Kita Melangkah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang