3. Ulen Balung

86 6 0
                                    

Siapa yang tidak merasa sebal jika kehidupan pribadinya diusik oleh orang lain termasuk teman sendiri?

Hal itulah yang Nadiva rasakan saat ini. Mulutnya tidak berhenti mengomel saat melihat sebuah komentar di postingan Instagram miliknya. Postingan tersebut berisi foto dua es krim berlatar di dalam mobil. Jika dilihat mungkin biasa saja, namun yang menjadi menarik adalah caption yang Nadiva tuliskan.

with love, Harv.

Jelas saja dari deskripsi singkat tersebut menimbulkan beragam reaksi dari teman-teman mutualnya. Termasuk salah seorang teman bernama Saraz– teman sekelas Nadiva pada mata kuliah literasi media. Begini isi komentarnya,

Instagram

nadivawardana  with love, Harv

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

nadivawardana with love, Harv.
Lihat semua 150 komentar
sarazjuan_ Makin yakin gue kalo Harve cuma buat pelampiasan

Tentu dari komentar itu, Nadiva yang semula adem ayem menjadi kebakaran jenggot. Sedari tadi Nadiva hanya duduk di atas ayunan balkon sembari menggerutu. Tidak minat mengobrol dengan siapapun sekarang. Berulangkali menghela napas kasar dirinya merasa kesal akibat komentar jahannam dari Saraz.

Saat sedang kesal-kesalnya, Nadiva mengernyit ketika Maraka datang dengan senyuman yang disebut-sebut dapat memikat pesona cegil di sekolahnya. Kecurigaannya semakin bertambah kala adik keduanya memainkan ibu jari serta jari telunjuk seolah memberikan sebuah kode.

"Kenapa?" tanya Nadiva.

Demi kolor Malio bergambar patrick star, Nadiva mulai merinding dibuatnya. Tatapan Maraka seperti om-om yang meminta seorang gadis menjadi istrinya. Lantas Nadiva menimpuk kepala adiknya menggunakan bantal kecil membuat Maraka mengaduh kesakitan.

"Kak! Ngapain sih nimpuk gue segala? Sia-sia gue akting dari ruang tamu sampai sini." Bibir Maraka mengerucut. Bukannya lucu, Nadiva malah semakin merinding sebab adiknya jadi lebih mirip ikan lohan.

"Ya lo juga ngapain senyam-senyum? Merinding gue lihatnya."

Maraka menampilkan deret giginya, "Nggak banyak basa basi ya. Jadi gini," Nadiva diminta mendekat.

"Gue mau pinjem dulu lima ratus— WOYYY SAKEETT ANJENGG"

Nadiva menggeplak kepala Maraka setelah adiknya itu berujar kalimat menyebalkan. Nadiva kesal bukan main.

Ringisan Maraka terdengar sampai ke telinga Nadiva, reflek perempuan itu mengelus pundak yang tadi dipukulnya. "Lo kira-kira dong mintanya. Gue masih mahasiswi belum kerja. Minta sana sama abang!"

Raut Maraka berubah cepat. Kepalanya mengangguk kemudian berlalu dari sana. Sebelum itu, Nadiva sempat melihat dan kembali merinding akan flying kiss dari adiknya. Terhitung sudah dua kali dirinya merinding akibat kelakuan Maraka.

Selepas kepergian Maraka, Nadiva beranjak ke kamar untuk mandi untuk bersiap karena siang ini, Harve, kekasihnya akan menjemput. Tidak butuh waktu lama, Nadiva yang sudah rapi dengan sweater putih dan celana jeans serta tas selempang menuruni anak tangga menuju ruang tengah.

Wardana: The Rich Sweet FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang