Pemuda memakai leather jaket berwarna hitam mengedarkan pandangan ke seluruh teman-teman yang ada di dalam ruangan. Terus terang siang ini sudah dibuat kesal oleh seorang perempuan yang sialnya belum pernah berkenalan.
Tadi ketika Malio mencoba gitar listrik di ruang band tiba-tiba saja listrik padam. Dia kira token listrik habis, namun setelah di cek masih ada. Sekitar setengah jam menunggu dan tak kunjung menyala akhirnya Malio menghubungi rekan band nya untuk menanyakan situasi ini karena tadi pagi rekannya yang mengisi token listrik.
"Ini listrik nyala, Al." pungkas Zaki ketika menyalakan lampu ruangan.
"Nih gitar udah gue colokin kabelnya juga nggak nyala." balas Malio.
Jevan yang sedang duduk pun mendekat. "Yee gimana mau nyala," Dia menunjukkan kabel hitam yang terkelupas. "Mau lu tunggu sampai subuh juga nggak akan nyala kalau nggak dibenerin."
Feeling Malio sudah buruk mengarah pada sosok gadis yang tadi mengambil keyboard di ruangan ini.
"Tadi ada yang ke sini? Soalnya kabel ini nggak mungkin mengelupas kalau nggak ke gesek sesuatu." celetuk Zaki.
Jevan dan Mahesa terdiam. Sampai akhirnya Malio menjawab. "Ada. Cewek tadi berdua ngangkat keyboardx tapi sebelumnya udah gue ingetin buat diangkat."
"Terus?"
Mahesa menimpali. "Sama mereka kayaknya digeret. Cewek yang dibelakang tuh ngedorong kekencengan jadi kabelnya sampai gini."
Seketika ruangan menjadi hening. Malio mengambil lakban dan gunting dibantu Zaki sementara Mahesa juga Jevan mencoba meluruskan kabel. Siang ini sudah menjadi jadwal mereka untuk latihan dan seharusnya latihan sudah mulai sejak dua jam lalu.
"Ya udah jangan dipake dulu gitarnya."
Mahesa mengernyit mendengar penuturan Zaki. "Lah gimana ceritanya ngeband, tapi nggak pakai gitar?"
"Sementara pakai sapu." sambung Malio.
"Kocak bener monyet." timpal Zaki.
"Omong-omong gue penasaran sama tuh cewek. Cantik cuy, anak ilkom kayaknya." tutur Jevan.
"Sok tahu bener. Kenal juga kaga." balas Mahesa.
Zaki menyenggol pundak Malio. "Lo cari gih. Tanyain soal kabel ini sekalian."
"Kenapa nggak lo aja? Mager gue."
"Lo mau gue ribut sama cewek gue lagi?"
Mau tidak mau karena di antara mereka berempat yang jomlo hanya Malio, jadi dia mengalah. Anggukan singkat sebagai balasan bujukan dari teman-temannya. Dirasa permasalahan sudah beres, mereka menyingkirkan barang-barang yang mengganggu lalu bersiap untuk memulai latihan siang ini.
"Kita mulai." ujar Mahesa.
wardana: the rich sweet family
Malio menunggu seseorang di selasar kampus. Tubuhnya disandarkan ke dinding seraya memejamkan mata. Semilir angin sore membuatnya diliputi rasa ngantuk.
Matanya terbuka tatkala dihadapannya berdiri seorang gadis yang menatapnya datar. Gadis itu membawa Ipad ditangan kanan dan tumblr minion ditangan kiri.
"Ngapa lo nyuruh gue ke sini? Ganggu aja. Orang lagi enak-enak ngadem di perpus."
"Gue mau minta tolong jadi berhenti ngomelin gue kak."
Gadis yang Malio panggil "kak" adalah Nadiva, kakak kandungnya. Mereka berada di selasar gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Berkat informasi yang diperoleh Mahesa dari teman sekelasnya perihal gadis yang membuat gitar listriknya tidak menyala, Malio langsung menuju kemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wardana: The Rich Sweet Family
Fanfiction[PUBLISH ULANG] content warning//harswords