11. Kerja Sama Keluarga dan Seekor Anabul

40 2 0
                                    

Dua belas hari berlalu. Papa Arsyad, Maraka, dan Marvel juga sudah menyelesaikan perkara dengan pelaku yang membuat Maraka harus rawat inap.

Pagi hari ini, satu keluarga mendadak sibuk membereskan seluruh bagian rumah mulai dari halaman depan sampai taman belakang. Mereka bekerja sama untuk membuat rumah berlantai dua itu menjadi lebih rapi dan bersih.

Bukan tanpa sebab. Hari esok menjadi hari penting mengingat orang tua Arsyad akan datang untuk menginap selama empat hari. Bertepatan dengan itu juga, Anggita akan berulang tahun. Rencananya mereka akan membuat acara kecil-kecilan karena mengingat tahun-tahun sebelumnya ulang tahun Anggita tidak pernah dirayakan.

"MAMAAAA"

Teriakan Nadiva menggelegar dari halaman depan.

"MAAA ABANG NGINJEK LEMONNNN"

Jangan kalian sangka sulung keluarga Wardana itu menginjak buah lemon. Lemon yang diinjak Marvel merupakan seekor kucing gembrot yang sayangnya sudah naik status menjadi anak kesayangan Anggita.

Anggita berlari menuju halaman depan ketika mendengar anak keduanya menyebut nama Lemon. Anabul putih menggemaskan yang digendong oleh Marvel seraya ditimang-timang seperti anak sendiri.

Lemon, dirawat sepenuh hati seperti anak sendiri.

"Abang nggak sengaja, Ma. Tadi lagi angkat pot, si Lemon ternyata ada di bawah." jelas Marvel lalu mengelus kepala Lemon.

"Hati-hati dong bang. Kesayangan Mama ini." ujar Anggita mengambil Lemon dari gendongan Marvel lalu membawanya masuk ke dalam.

Nadiva terbahak. "Hayoloh abang. Abis ini nggak dibolehin pegang Lemon tiga hari."

"Nggak lucu, Nad." balas Marvel dengan raut datar.

Nama Lemon sengaja diberikan Anggita pada kucing anggora putih berusia sepuluh bulan. Pada delapan bulan lalu saat keluarga mereka tengah berlibur ke Bandung tepatnya di rumah orang tua Anggita, mereka melihat kucing anggora putih sedang berdiam diri di depan pagar rumah sambil menggigiti buah lemon yang entah dari mana asalnya.

Ketika orang tua Anggita menanyakan pada para tetangga perihal pemilik kucing tersebut. Mereka mengatakan tidak ada yang punya. Tanpa berpikir panjang dan berkat dukungan suami beserta anak-anaknya, nyonya Wardana memutuskan untuk mengadopsi kucing itu sampai sekarang.

Seperti yang sudah dikatakan sejak awal. Kucing putih bernama Lemon yang dirawat melebihi anak sendiri. Tipikal ibu-ibu jaman sekarang.

"Loh Lemon kenapa, Ma?" tanya Natasha sembari membersihkan kaca ruang tengah.

"Keinjek abang. Untung nggak mati."

"Ya gimana mau mati sih, Ma. Orang makanannya aja ayam rebus tiap hari." timpal Malio dari arah taman belakang.

"Dikasih makanan kucing aja sok-sokan nolak emang dasar kucing jual mahal." lanjut Malio.

"Iya lagi, Ma. Terus kucing kan nyawanya sembilan." timpal Natasha.

Helaan nafas terdengar. "Haduh mana bisa sih begitu. Ada-ada aja kamu ini."Anggita meletakkan Lemon di kandang bermainnya. Mata bulat Lemon terus mengikuti ke mana Anggita melangkah.

Anggita kembali melanjutkan acara bebersih dapur yang tertunda. Rencana selanjutnya, Anggita akan membuatkan makan siang untuk anggota keluarganya bersama Bi Minah.

wardana: the rich sweet family

Lantai dua rumah Keluarga Wardana tampak berantakan karena dua penghuninya sibuk memindahkan dan menggeser kardus-kardus juga sofa. Sapu, pel lantai, dan lap kaca tergeletak sembarangan. Untuk mendukung suasana bersih-bersih lantai dua, Maraka memutar lagu dangdut melalui playlist spotify miliknya.

Wardana: The Rich Sweet FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang