Natasha membuka loker bertuliskan nama lengkapnya. Beragam cokelat, bunga, serta surat ucapan kembali mampir di lokernya sebelum nanti akan dibawa pulang untuk diletakkan dalam kardus.
"Mau sampai kapan mereka begini?" monolognya. Dua batang cokelat silverqueen dan satu bouquet kecil bunga mawar Natasha taruh dalam loker.
Rencananya setelah mata pelajaran terakhir selesai akan Asha angkut semua hadiah tersebut supaya lokernya lenggang dan tidak sumpek.
"Ashaaa aku punya berita baik untukmuuu."
Teriakan berasal dari seorang perempuan dengan rambutnya yang dikepang dua bernama Zetta, teman sekelas sekaligus sahabatnya juga mantan pacar Maraka.
"Apa apa apa?" tanya Asha berusaha seantusias mungkin.
"Tarisa kena skors lagi seminggu!" ucap Zetta penuh penekanan. Asha yang mendengar kabar baik itu langsung berteriak dan memeluk sahabatnya erat. Jadi jika ditotal, skorsing Tarisa adalah dua minggu.
Bicara soal "kabar baik", Asha kerap kali diganggu oleh perempuan bernama Tarisa yang mana dia adalah anak donatur terbesar SMA Cempaka. Entah apa yang dilakukannya sehingga membuat Tarisa terus menerus mengusik kehidupannya di sekolah.
Mulai dari mencoret meja, membuang buku tulis, menuduh Natasha melakukan penyontekan sampai menyebarkan berita buruk mengenai dirinya. Sudah berulangkali Zetta mengingatkan Natasha untuk segera melaporkan pada kesiswaan, namun Natasha urung sebab dirinya masih perlu mengumpulkan banyak bukti.
Tetapi hal yang akhirnya membuat Natasha benar-benar diambang batas adalah ketika Tarisa berani mengusik hidup Maraka dan Zetta. Maka tanpa banyak pertimbangan lagi dan dirasa bukti cukup kuat, Natasha maju ke kesiswaan. Dia didudukkan bersama bagian konseling, donatur, yaitu orang tua Tarisa, kepala sekolah, tiga guru, dan yang bersangkutan.
Hasil dari semuanya adalah Tarisa hanya diberikan hukuman berupa membersihkan seluruh ruang kelas lantai satu. Hal tersebut langsung ditolak dengan tegas olehnya. Perdebatan kembali dilakukan sampai konseling memanggil Maraka yang notabenenya kakak dari Natasha.
Maraka yang sebelumnya tidak tahu menahu akan masalah ini jelas merasa emosi. Apalagi sampai dia juga mantan pacarnya ikut dilibatkan. Setelah perdebatan panjang, kepala sekolah memutuskan bahwa Tarisa mendapat skorsing selama satu minggu dan Natasha bebas dari sanksi apapun. Itupun karena orang tua Tarisa yang memberi sogokan untuk sekolah.
"Gila ya, uang menyelesaikan semuanya dengan mudah." batin Natasha saat itu.
Di satu sisi, Natasha merasa lega masalah sudah selesai, namun sangat disayangkan ternyata hubungan sang Kakak dengan sahabatnya juga harus selesai. Natasha tidak tau pasti penyebab pasti hubungan mereka kandas di tengah jalan, tetapi Natasha yakin pasti masih ada sangkut paut dengan masalahnya.
Oleh sebab itu, Natasha meminta maaf pada Maraka dan Zetta beberapa hari lalu. Padahal menurut mereka sendiri, Natasha tidak perlu merasa bersalah karena ini memang sudah keputusan keduanya.
"Kita kudu party nggak sih?" Zetta memainkan alis kirinya.
"Party party tugas lu tuh biologi dikerjain." kata Natasha menjitak kening Zetta kemudian berlalu begitu saja.
"Ih, Ashaaa. Tungguin!"
Zetta merangkul Natasha hingga ke dalam kelas IPA 3. Dilepasnya rangkulan kala keduanya duduk pada bangku nomor dua deret tiga dari depan.
"Asha asha. Mau liat PR kimia dong. Boleh kan?" Zetta dengan jurus puppy eyes menatap Natasha lekat-lekat.
"Kenapa lo belum ngerjain? Bukannya dua hari lalu udah gue chat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wardana: The Rich Sweet Family
Fanfiction[PUBLISH ULANG] content warning//harswords