Saat Aku
Karya: Novi SusantoSaat aku berdiri pada pasirnya pantai.
Mataku tiada berlabuh pada seberangnya Samudera.
Aku bertanya kepada ombak, harus sampai kapan menyapu lautnya yang luas?
Rindu kepadamu menjawab: Sampai kering terkuras seluruh cinta di hati.Saat aku berdiri pada puncaknya gunung.
Tanganku tiada menggapai pada tingginya Mentari.
Aku bertanya kepada api, harus sampai kapan membakar bintangnya yang terang?
Cinta kepadamu menjawab: Sampai habis lenyap satu hati yang kumiliki.Penjelasan:
🥱, ngantuk ditahan ya gara2 kepikiran dia?
Takut gagal mimpi ketemu dia ya? 😁.
Ok gas es kali ini saya coba berbagi puisi yang saya buat sambil ngelantur.... (Sssssttt lagi gak bisa tidur 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣). Puisi ini cukup mudah dipahami terutama oleh orang2 bodoh akibat cinta. 😋.
Pada bait pertamanya saya menceritakan lautan dan ombak yang tak mungkin bisa dipisahkan yang mana ini saya pakai untuk menjelaskan tentang rindu eloh pada dia yang gak mungkin luntur selagi cinta dalam hati masih bergigi untuk unjuk gigi 😁. Kemudian cinta yang dirimu tampung seorang diri ibarat Samudera yang airnya butuh ditimbah pakai sendok sampai 100000000000000000000000e.
🤭 Tidak mungkin habis. Kemudian ombak di sini adalah rindu yang sinonimnya kangen. 👏.
Pada bait ke-2.... (Pikir sendiri geeh sudah dikasih contoh diatas). 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Cinta
PoetryCuplikan: Dalam sebuah bait puisi, kuisyaratkan namamu yang mengisi hati; kubaca berbisik tak akan siapapun tahu, begitu juga Sang sepi. Berisi Puisi yang dalam maknanya dan disertai dengan sedikit penjelesan di setiap akhir masing-masing puisi.