07

428 43 0
                                    


←〣☆~♥~☆〣→

Malam pun sudah tiba, karena mendengar cerita William tadi siang, Jay jadi ingin melalukan hal yang sama. Tentu tidak semewah dan selengkap yang disiapkan istana, tapi, setidaknya suasananya sama. Memandang bulan purnama di atas tikar bersama sembari minum teh dan sedikit makanan ringan.

"Kak Jay, kau yang menyiapkannya?!", tanya Elio terkejut ketika ia melihat tikar yang digelar di depan teras disertai minuman dan makanan.

Jay mengangguk, "Ya, setelah mendengar cerita kakakmu, ku pikir tidak ada salahnya melakukan ini. Bukankah bulan purnama sangat indah? Sangat sayang jika dilewatkan",ujarnya sembari tersenyum.

"Terima kasih kak Jay. Aku menyayangimu", ucap Elio sambil berlari riang memeluk Jay.

"S-sama-sama", jawabnya sambil mengusap kepala Elio.

"Kak, ayo kita duduk!", ajak Elio riang. Mereka pun segera menempatkan diri untuk duduk di atas tikar bambu yang sederhana itu. Mereka memandangi langit menunggu bulan tampak.

Tiba-tiba, Jay merasa kesakitan. Oh astaga, ia lupa. Ia lupa bahwa malam ini, serigala akan mengambil alih tubuhnya. Ia malah mengadakan acara semacam ini. Bagaimana caranya menghindar?

William pun sadar dengan gerak-gerik tak nyaman dari Jay.

"Kak Jay, apa kau baik-baik saja?",tanyanya.

Jay menggeleng kemudian ia berkata, "Maaf, aku pergi dulu. Kalian tetaplah disini. Aku.. Aku harus pergi", setelah berkata demikian, Jay langsung berlari meninggalkan mereka yang kebingungan.

"Eh kak Jay mau kemana??! Ada apa dengannya, kak?", tanya Elio.

William mengedikkan bahunya, "Entahlah, mungkin ia sakit perut", jawabnya. Elio hanya menganggukkan kepalanya saja.

Sementara itu,

"Arghh!! Arghh jangan dulu! Jangan dulu berubah ak-ku mohon sshh! Aarghh", rintih Jay sambil berlari ke dalam hutan.

"AAAARRRGGGHHHHHH"

•••

"Kak, kau mendengar sesuatu?!", tanya Elio.

"Ya, teriakannya besar sekali"

"Apa itu kak Jay?"

"Kak Jay? Benar juga, ia belum juga kembali"

"Bagaimana ini? Bagaimana jika terjadi sesuatu padanya?!", panik Elio.

"Aku akan mencarinya, kau tunggu disini"

Elio menahan lengan William, "Aku ikut denganmu, kak. Kau lupa? Kau pernah berjanji untuk tidak pernah meninggalkanku", ucapnya.

Akhirnya, mereka berdua mencoba mencari asal suara itu. Saat mereka sedang mencari, Elio melihat cahaya yang sangat terang berasal dari balik semak-semak.

"Kak, lihat itu! Aku melihat cahaya yang sangat terang disana. Ayo kita lihat"

Mereka menuju tempat yang dimaksudkan Elio. Saat sampai disana, mereka mencoba mengintip dari semak-semak untuk melihat ada apa disana. Namun, yang mereka lihat adalah seekor serigala abu dengan bola mata merah.

A STORY || ENHYPEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang