06

473 42 0
                                    


←〣☆~♥~☆〣→

"Apa kalian tahu di luar ada berita yang menghebohkan?!", tanya Jay setelah masuk ke rumah sambil membawa kayu bakar di pundaknya. Sudah satu minggu ia terbiasa dengan keberadaan orang lain di rumahnya.

"Apa itu??", tanya William yang sedang menyapu.

"Katanya, Raja dan Ratu dari istana Marienburg telah tewas akibat pemberontakan. Istana kini diambil alih. Bahkan mereka kehilangan jejak keempat pangeran. Putra Mahkota yang seharusnya naik tahta tidak tahu dimana keberadaannya. Akhirnya, istana di pimpin oleh pihak pemberontak. Heuhh, entahlah. Setiap hari, makin banyak saja orang-orang jahat disekitar kita",cerita Jay sambil menyusun kayu bakar.

Mendengar itu, William yang tadinya sedang menyapu, kini hanya mematung. Tak berbeda dengan Elio, ia yang tadinya sedang mengelap meja, tangannya berhenti bergerak.

"Kau bilang apa? Mereka.....mereka telah..tiada?", tanya William.

"Iya, tentu saja. Semua orang diluar sana membicarakan itu. Raja yang terkenal rendah hati dan penyayang itu kini telah tiada", jawab Jay santai. Lalu, ia berdiri dan membalikkan badannya, ia bingung melihat kedua orang itu hanya diam seperti patung.

"Ada apa? Kalian mengenal mereka?",tanya Jay.

"Ayah...ibu...", ucap Elip tanpa sadar. William pun langsung tersadar dengan apa yang dikatakan Elio barusan. Ia segera mengatakan, "Elio..."

"Jangan katakan kalian adalah...... HMPH",Jay menutup mulutnya.

Sedangkan, William dan Elio sudah panik.

"Kalian pangeran ketiga dan keempat, bukan? Pangeran......Jho..Jhonny dan Hann?!", tanya Jay.

William dan Elio hanya bertukar pandang dengan raut cemas.

"Katakan saja. Aku benar bukan? Lagipula siapa lagi yang memiliki kulit mulus dan halus jika bukan keluarga bangsawan??", desaknya.

William dan Elio pun akhirnya menghela nafas, "Benar.. Kami adalah putra Raja istana Marienburg. Apa kau...kau juga membenci kami?", tanyanya.

"Benci?? Mengapa aku benci? Bukankah aku seharusnya bangga? Aku telah menolong seorang pangeran. Tidak! Bukan seorang melainkan dua orang sekaligus", ucapnya.

"Tapi...aku mohon jangan sebarkan ke siapapun tentang hal ini", pinta William.

"Tentu, tenang saja. Bukankah sudah kubilang, aku menolong kalian? Maka dari itu, akan ku jaga rahasia kalian dengan sangat baik. Tenanglah, rumah ini berada di dalam hutan. Memang tidak terlalu pelosok. Tapi tetap saja tidak mudah untuk ditemukan. Tetaplah disini, jangan keluar sampai keadaan sudah aman. ", ujar Jay.

"Terima kasih banyak Kak Jay", ucap mereka bersamaan sambil membungkuk hormat.

"E-eh eh! Tidak perlu membungkuk seperti itu. Aku merasa tidak pantas. Aku hanyalah seorang rakyat kecil yang tinggal di hutan. Sedangkan, kalian adalah keluarga bangsawan yang tinggal di istana. Jangan kira  aku tidak tahu, seberapa indah istana kalian", ucapnya.

"Itu dulu. Sekarang kami hanyalah William dan Elio, kakak adik yang mencoba menyelamatkan diri dari orang jahat yang kemudian ditolong olehmu", ujar William.

A STORY || ENHYPEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang