←〣☆~♥~☆〣→toktoktok...
"Ma-maaf permisi, apakah ada orang?", tanya William. Namun, tidak ada sahutan apapun dari dalam.
"Mungkin tidak ada orang kak. Apa kita masuk saja? Hari sudah mulai gelap"
kriek..
William membuka pintu kayu itu. Matanya memandangi sekeliling di dalam rumah itu. Ia tak menemukan siapapun.
"Tidak ada orang sepertinya. Baiklah, ayo kita masuk dulu", ajaknya.
Mereka berdua memasuki rumah tersebut. Rumah itu tidak terlalu besar, namun sangat cukup untuk menampung mereka berdua. Di sana ada kursi panjang terbuat dari kayu. Lalu, ada satu ruangan kecil, pintunya sedikit terbuka, William mencoba melihat ke dalamnya. Ternyata kosong. Benar-benar tidak ada siapapun di rumah ini.
"Baiklah, mari kita beristirahat di sini"
Mereka duduk di lantai, tubuhnya ia senderkan pada kursi panjang disana.
Hening. Tak ada percakapan diantara keduanya. Keduanya sibuk dengan pemikiran masing-masing. Tentunya, mereka masih memikirkan tentang nasib Ayah, Ibu, dan kedua kakak mereka. Apakah suatu saat nanti, mereka masih akan dipertemukan kembali? Tanpa sadar, air mata keduanya mengalir lagi.
"Kak....", panggil Elio.
"Hm"
"Bagaimana, ya, kabar Ayah dan Ibu?", ucapnya sambil menyenderkan kepalanya di bahu sang kakak.
"Entahlah....aku.. juga tidak tahu...", pandangan keduanya lurus ke depan. Tidak tahu apa yang sedang mereka lihat. Sekelibat bayangan semasa kecil bermain bersama terlintas dibenak mereka.
"Aku rindu Ayah Ibu,.kak...."
"Aku rindu digendong oleh Ayah... Aku rindu saat ibu mencium keningku ketika aku hendak tidur..... Aku rindu bermain petak umpet bersama dengan Kak Theo dan Kak Jake.... Aku rindu saat mereka berdua menuntunku untuk berjalan bersama..."
William hanya mendengarkan isakan dari adik kecilnya itu. Ia sedang menahan untuk tidak menangis. Namun, tetap saja ia tak bisa.
"Kak...... Ayo kita ke halaman belakang... Ayah berjanji akan menemaniku latihan pedang sore ini..." Elio pun tertidur dipundak sang kakak setelah mengucapkan itu. William mengusap pelan kepala adiknya, lalu mengecup keningnya seperti yang ibunya lakukan. Tak lama dari itu, ia pun juga tertidur dengan bekas air mata yang nampak kelas di pipi mereka.
kriekk..
Jay membuka pintu rumahnya, ia tadi sudah mendapatkan seekor kelinci. Bahkan tidak perlu dimasak lagi, kelinci itu sudah dilahapnya saat ia dalam wujud serigalanya. Ia sudah sangat lapar.
Namun, saat ia hendak masuk, ia dikejutkan dengan dua orang manusia yang sepertinya sedang tertidur kelelahan disamping kursi. Mereka tidur saling menyender, mata sembab, dan bekas air mata yang mengering.
Jay awalnya ingin membangunkan mereka, namun tidak jadi. Ia tak tega, dipikir-pikir kasihan juga, mereka adalah orang yang Jay temui di tempat tadi. Orang yang baru saja kehilangan kakak mereka yang jatuh ke dalam jurang demi menyelamatkan adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A STORY || ENHYPEN [✓]
FantasyHanya sebuah kisah masa lalu tentang Sunghoon, Jake, Sunoo, dan Jungwon yang merupakan kakak beradik disertai Jay. Hidup mereka yang tentram saat ini, ternyata memiliki hal yang suram di masa lalu. Bagaimanakah kisah masa lalu mereka itu? main chr...