04

484 39 2
                                    


←〣☆~♥~☆〣→


"ARGHHH"

Anak panah tersebut menusuk punggung si kakak tertua yang mencoba melindungi si  bungsu. Darah pun mengalir deras di belakangnya.

"K-kakak?!", terkejut William melihat darah yang mengalir di punggung kakaknya.

"Kau baik-baik saja?!", tanya Jake cemas.

"Pergi! Biar aku yang menangani ini. Aku akan segera menyusul kalian nanti", ucapnya.

"Bagaimana bisa kami meninggalkanmu sendiri?!", tolak William.

"Aku bilang akan segera menyusul, pergilah sebelum—

Slashh

Beberapa anak panah kembali melesat, hampir mengenai wajah William beruntung panah itu ditangkap tepat di depan wajahnya dengan tangan Theo.

Namun, setelah itu, satu anak panah kembali melesat mengarah ke William. Namun, sebelum mengenainya, Theo lebih dulu menghadangnya dengan tubuhnya. Kali ini, anak panah itu tepat mengenai jantungnya. Ia pun segera tersungkur ke tanah, dan dengan sisa tenaganya, ia berkata,

"PERGILAH! JALANI PERINTAH IBU DAN AYAH UNTUK MENYELAMATKAN DIRI"

Jake segera menarik kedua adiknya untuk pergi dari sana. Mereka tetap berlari secepat mungkin.

"KAU BERJANJI AKAN MENYUSUL KAMI!", teriak William sambil meneteskan air matanya. Mereka hanya berlari. Tidak tahu akan kemana.

Theo bersusah payah mengangkat kepalanya menatap kepergian ketiga adiknya,

"Aku...aku sudah berusaha me-ne-pati jan-jiku ibu.... Aku...sudah.. beru-saha..melin-melindungi mere..ka.. A-ku harap... mere-ka..baik..baik..saja.. Ma...af...karena...aku...ti-dak bisa..untuk...te-tap..ber-sa..ma..nya...— ucapnya terakhir kali sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya.



"Kak Jake, apa kak Theo... dia sudah....", William tak sanggup melanjutkan perkataannya. Sedangkan, adik terkecilnya  sudah terisak dari tadi.

Mereka sedang mengistirahatkan sejenak tubuhnya yang lelah.  William dan Elio sama-sama menangis. Lain hal dengan Jake, ia hanya diam tak bersuara. Namun, air mata sepertinya tak kunjung berhenti mengalir di pipinya.

"Kalian sudah tidak lelah? Kita masih harus mencari tempat yang aman. Disini akan ada banyak hewan buas", Jake akhirnya bersuara.

"Haruskah kita berlari lagi?"

"Aku mungkin tidak sanggup lagi kak"

Jake mencoba tersenyum walau air matanya terus mengalir. "Tidak perduli seberapa jauh kita berlari. Kita harus selamat. Kita masih harus hidup. Setidaknya, demi Ayah, Ibu, dan juga Kak Theo", ujarnya.

"Baiklah. Ayo,kak. Kita harus segera berangkat sebelum malam", ujar William sembari berdiri.

"Ayo, kak. Aku akan mencoba. Bukankah aku ingin menjadi hebat seperti Ayah?", ucap Elio.

Jake tersenyum lalu memeluk kedua adiknya itu, "Bagus, kita harus kuat. Kita harus selalu menjaga diri kita. Agar nanti, saat Ayah, Ibu, dan Kakak melihat kita. Ia akan merasa tenang", ujarnya.

A STORY || ENHYPEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang