Epilog

640 44 10
                                    

←〣☆~♥~☆〣→

Dua orang laki-laki muda sedang menangis tersedu-sedu.

"Kak.....hiks..aku....hiks..aku menyayangimu....", ujar Jungwon sambil menangis dipelukan Jake. Jake pun menangis sambil menepuk-nepuk bahu sang adik.

"Kak...aku...tidak mau...kehilangan kalian lagi..", tangis Sunoo.

Lalu, Sunghoon merangkul ketiga adiknya. Ia mencoba menahan tangisnya. Namun, air matanya tetap saja mengalir.

Benar saja, siapa yang tidak merasa sedih ketika sebuah kisah yang menyedihkan baru saja diceritakan? Bahkan kisah itu ialah kisah diri kalian sendiri. Pasti akan merasa sedih dan terharu, bukan?

"Kakek, bagaimana kau bisa tahu akan kisah ini?", tanya Sunghoon pada sang kakek.

"Tentu saja karena namaku adalah Sigisbert", jawab sang kakek.

"Kau adalah Niki?!", tanya Sunghoon terkejut.

"Sayangnya, bukan. Hanya namanya saja yang sama", ujar si kakek yang membuat Sunghoon menghela nafas.

"Tentu aku tahu. Semenjak kejadian itu, kisah ini menjadi sangat terkenal. Dan kau tahu? Aku masih memiliki hubungan keluarga dengan Ethan, itu sebabnya aku memiliki lukisan ini dan mengetahui kisah kalian. Kau tahu? Lukisan inilah yang digambar oleh Elio saat dulu", lanjut si kakek.

Jungwon segera mengambil lukisan itu. Mereka mengamatinya. Ya, benar saja, wajah mereka sangat mirip dengan yang di lukisan ini. Sepertinya, kakek ini tidaklah berbohong.

"Lalu, apakah ini kak Jay??", tanya Jungwon sambil menunjuk salah satu orang dalam lukisan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lalu, apakah ini kak Jay??", tanya Jungwon sambil menunjuk salah satu orang dalam lukisan itu.

"Ya, kau benar. Namun, aku tak tahu, mengapa dirinya tidak bertemu dengan kalian di kehidupan ini", jawab sang kakek.

"Mungkin saja belum. Entahlah, aku rasa kak Jay juga sedang hidup dengan bahagia di kehidupan sekarang", ujar Sunoo.

"Ya, ku harap begitu"



"Kakakk!! Aku ingin pergi makan sesuatu!! Aku laparr!!", rengek Jungwon.

"Kau lapar? Baiklah, kita cari makanan di sekitar sini", ujar Sunghoon. Mereka sudah pergi dari rumah sang kakek.

Lalu, saat mereka berjalan hendak menuju villa tempat mereka singgah sementara. Mereka melihat seseorang berpakaian jas hitam tengah berdiri disamping mobil.

Lalu, pria itu menghampiri mereka, "Permisi, maaf menganggu. Bisakah kalian menolongku? Ban mobilku pecah dan aku tidak memiliki ban cadangan", tanyanya sopan.

Keempatnya mengamati wajah pria itu.
"Sepertinya, Uwon mengenalnya", ujar Jungwon.

Lalu, mereka berempat saling bertukar pandang sebelum berkata,

"KAK JAY?!!"



Hai semua.. Terima kasih yang sudah mampir dan baca buku saya. Saya sebagai penulis, disini berterima kasih atas waktunya. Semoga tulisan saya dapat membuat kalian merasa senang dan terhibur. Saya mohon maaf, bila di dalam tulisan saya, terdapat kata-kata yang salah, menyinggung, apalagi menghina. Cerita ini hanya fiksi, sebagai wujud tumpahan imajinasi dan khayalan dari pikiran saya. Dan juga, untuk kisah Jay di cerita ini terinspirasi dari salah satu kisah werewolf dari Estonia. Untuk itulah, saya mengambil latar ceritanya di Estonia. Dan, untuk nama, tempat, saya hanya asal memilih saja. Dan, mohon maaf untuk usia karakter Sunghoon saya buat ia lebih tua dibanding Jake, tak ada alasan khusus, hanya ingin.

Itu saja, salam dari saya,
nyang٩(・ω <)۶♥

THANK YOU FOR UR VOMENT<3

—zaa

A STORY || ENHYPEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang