4. penghianatan

246 180 59
                                    

Akilah baru bisa keluar setelah 3 minggu berlalu, karena menurutnya para pembunuh itu mungkin sudah melupakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akilah baru bisa keluar setelah 3 minggu berlalu, karena menurutnya para pembunuh itu mungkin sudah melupakannya.

Akilah bukan takut mati ia hanya takut jika dirinya mati apa yang akan terjadi pada keluarganya, apa yang akan keluarganya makan. Karena semenjak ayahnya kecelakaan beberapa tahun yang lalu mengakibatkan kaki kirinya patah dan harus berjalan menggunakan tongkat sedangkan ibunya berjualan nasi uduk di pasar.

Tak ada pilihan Akilah mau tak mau harus bekerja banting tulang untuk menghidupi keluarganya.

Meski sebenarnya Akilah mempunyai cita-cita yang ingin sekali ia capai tapi mau bagaimana lagi keadaan yang membuatnya seperti ini.

Setiap pulang kerja gadis itu sesekali mampir di pantai, duduk di pinggir pantai sambil melihat bulan. Akilah selalu bercerita tentang banyak hal ketika dia melihat bulan seolah-olah bulan adalah temannya yang selalu mendengarkannya.

keadaan pantai di malam hari memang agak sepi dan itu yang membuat Akilah betah di sana.

"Besok keknya mau bulan purnama deh" Ucap Akilah setelah membaca sebuah artikel di ponselnya.

"Tapi kan besok Helen mau ajak aku jalan-jalan apa aku ajak liat bulan purnama aja yah?" Pikirnya.

***

"Pakai dress ini atau ini yah?"

"Atau ini aja?"

Akilah menatap ke tiga pakaian yang ia letakkan di atas kasur kemudian memijit pelipisnya.

"Arrgghhh!! pusing! mending nanya sama ayah aja."

"AYAHH AYAHH…"

"Ada apa sayang, kok teriak-teriak kek di halangi gunung aja." Ucap ayah Akilah yang di akhiri dengan kekehan.

Mendengar suara ayahnya tersebut Akilah langsung berlari ke arahnya.

"Ayah, bagusan yang mana? dress ini, ini, atau ini?" Akilah menunjukkan satu-satu baju yang ia pegang.

"Kalau menurut ayah kamu pakai apa aja pasti cantik sayang" Puji ayah Akilah.

"ih ayah, bantuin dong dari tadi Kila pusing milihnya."

Ayah Akilah memperhatikan ke-3 dress tersebut sambil memicingkan matanya.

"Yang ini, menurut ayah bagusan yang ini."  Tujuk ayah Akilah pada salah satu dress yang di pegang nya.

Akilah mengangguk dan berlari ke dalam kamar berdandan dan mengganti pakaiannya.

Akilah berjalan pelan keluar dari kamar dan berniat mengagetkan ayahnya itu.

"HAH!!!"

PURNACANDRA (Bulan Purnama) END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang