30. Penjara

44 33 11
                                    

Anjani POV'S

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Anjani POV'S

Amarah yang membara tampak jelas di wajah Lino. Dia berjalan cepat menuju ke arahku, wajahnya seperti badai yang sedang bergolak.

"Kau berani mengulangi kesalahanmu lagi, Anjani?!" teriaknya. Suaranya begitu penuh emosi, seperti ombak yang memecah di pantai.

Sebelum aku sempat menjawab, tiba-tiba tamparan keras mendarat di wajahku. Suara tamparan itu seketika menggema di seluruh penjuru teras kerajaan, menciptakan keheningan yang menyeramkan. Semua orang terdiam, termasuk aku.

Aku berdiri diam, terkejut dengan tindakan kasar yang dilakukan oleh Lino. Mataku memancarkan kebingungan dan kesedihan. Aku tidak mengerti, mengapa aku harus mendapatkan perlakuan semacam itu. Apa yang sebenarnya sedang terjadi?

Tangan kekar Lino tiba-tiba mencengkram tanganku dan menarikku pergi dari kerumunan. Aku melihat Daya, pelayan setia kami, berlari mengikuti kami dengan langkah yang tergesa-gesa.

Cengkeraman Lino begitu kuat hingga pergelangan tanganku terasa seperti remuk. "Lino, lepaskan aku, tanganku sakit!" teriakku.

"Lino, mau bawa aku ke mana? Tempat ini terasa begitu menyeramkan…" gumamku dengan suara yang gemetar. Namun, Lino tampaknya tidak peduli. Dia terus menyeretku, tanpa memperdulikan rasa sakitku atau rasa takutku.

Seketika, aku merasa seolah-olah terjebak dalam mimpi buruk. Dia menyeretku tanpa ampun, menyisakan rasa sakit yang membara di pergelangan tangan ku.

"Lino, kenapa kamu melakukan ini? jujur, aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Kamala!" teriakku, mencoba menahan air mata yang menggenang di mataku. Namun, Lino tampaknya tidak mendengar atau memilih untuk mengabaikan pertanyaanku.

Aku merasa takut dan bingung. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi, atau kemana Lino membawaku. Semua yang aku tahu adalah bahwa aku harus mencoba bertahan, meski aku tidak tahu apa yang menungguku di depan.

Ketika kami tiba di sebuah penjara bawah Tanah yang terlihat menyeramkan dan gelap, Lino akhirnya melepaskan cengkramannya. Aku merasa pergelangan tangan ku seperti terbakar, dan aku segera memeganginya dengan tangan yang lain.

 Aku merasa pergelangan tangan ku seperti terbakar, dan aku segera memeganginya dengan tangan yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PURNACANDRA (Bulan Purnama) END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang