3. Pembunuhan

279 196 101
                                    


HI TEMAN-TEMAN (⁠'⁠∩⁠。⁠•⁠ ⁠ᵕ⁠ ⁠•⁠。⁠∩⁠'⁠)

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN YAH

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN YAH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada apa?"

Terlihat Helen sedang sibuk menelpon seseorang, keningnya berkerut seolah-olah terjadi sesuatu.

"Baiklah tunggu saya"

Helen menutup telponnya dan segera menghampiri Akilah yang sedang berada di tepi jalan membeli telur gulung.

"Yang, gue harus pergi sekarang ada yang terjadi di kantor."

"Tapi kita belum makan apa-apa Helen, apalagi aku belinya banyak loh." Ucap Akilah sambil melihat semua telur gulung yang ia beli.

Helen perlahan mengangkat tangannya dan mengelus lembut rambut coklat gadis itu.

"Ada yang terjadi di kantor yang dan ini tuh keadaan genting." ucapannya lembut.

Akilah menghela nafas panjang. "Baiklah, hati-hati di jalan Helen."

"Gue pesenin gojek yah?"

"Nggak usah, aku juga mau jalan-jalan dulu dan kamu pergi sana cepat orang-orang di kantor pasti udah nungguin kamu." Ucap Akilah yang di akhiri dengan senyuman manis.

"Hati-hati yah yang, kalau ada apa-apa telpon gue."

Helen melajukan motornya meninggalkan Akilah sendirian di sana.

Akilah menghela nafas panjang. "Gapapa Akilah mungkin itu memang sangat penting." ucap Akilah pada dirinya sendiri.

Suasana di malam ini sangat terang karena cahaya bulan, angin sepoi-sepoi membuat gadis itu merasa sangat nyaman.

Kakinya sedikit melompat-lompat seperti anak kecil sambil memakan telur gulung yang gadis itu beli tadi.

Saat gadis itu sibuk dengan dunianya sendiri tiba-tiba terdengar suara seperti barang yang berjatuhan di lorong kecil nan gelap di sampingnya itu.

Kaki mungilnya mulai melangkah maju mencari tahu apa yang terjadi di lorong kecil ini.

Terlihat banyak sekali kaleng bekas yang berserakah di sana. "mungkin itu tadi kucing yang nggak sengaja jatuhin kaleng ini." Gumam Akilah.

Saat gadis itu ingin mengangkat kakinya tiba-tiba terdengar suara laki-laki yang membetak dan beberapa suara laki-laki lainya tertawa.

"Apa itu? ada orang di tempat seperti ini?"

Perlahan-lahan Akilah melangkahkan kakinya mencari letak suara itu, dan betapa terkejutnya saat ia melihat seorang laki-laki dengan kepala yang berlumuran darah sedang bersandar di dinding sementara di depannya ada laki-laki yang sedang menyodorkan pistol kepada orang itu, terlihat banyak sekali laki-laki di belakangnya yang menggunakan pakaian hitam dan Akilah bisa menebak kalau mereka adalah anak buah dari orang yang memegang pistol itu.

PURNACANDRA (Bulan Purnama) END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang