Chapter 17

1.3K 66 8
                                    

Coba keluar rumah, terus liat langitnya, udah bulan purnama kan ya? Kalo belum, sini bilang, biar ditarik lagi nih chapter🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Catatan:

⚠️ WARNING ⚠️

Bab ini berisi serangan panik dan melukai diri sendiri di bagian POV Draco pertama. Kalau kamu tidak memiliki pemikiran yang tepat atau tidak ingin membaca tentang hal seperti itu, itu bisa diterima. Jaga dirimu dulu. Kamu dan kesehatanmu penting.

***

Hermione Granger mempunyai perasaan terhadap Draco Malfoy. Ini adalah fakta yang tak terbantahkan bahwa Hermione tidak bisa lagi mengabaikan atau berpura-pura tidak merasakannya. Tidak setelah Perpustakaan dan pastinya tidak setelah Hutan. Ia tidak begitu yakin kapan mereka mulai, tapi mereka ada di sini sekarang dan ia harus menghadapinya. Dan suatu saat, ia harus menghadapi Malfoy sendiri.

Hermione bahkan mengalami kesulitan fokus di kelas, hal yang sangat berbeda dengan dirinya, karena matanya terus tertuju ke jendela, memandangi hamparan pepohonan yang gelap dan membayangkan menyelinap ke dalamnya lagi. Secercah sinar matahari telah menyinari Hutan gelap tempat Malfoy terbang dan Hermione masih merasakan kehangatan di setiap inci tubuhnya yang lelaki itu cium dan tandai.

Hermione tidak bisa berhenti memikirkannya. Bersama Draco, ya, Draco, sungguh luar biasa. Draco tidak seperti laki-laki yang dikenalnya selama bertahun-tahun dan untuk pertama kalinya Hermione merasa seperti perempuan yang bisa menghabiskan waktu bersama laki-laki yang disukainya. Dan siapa yang mungkin menyukainya? Draco. pernah mabuk dan hanya mengatakan bahwa dia tidak membenci Hermione. Tapi datang dari Draco yang itu mungkin yang terbaik yang bisa didapatnya. Tetap saja... ketika Draco melihat ke arahnya, mata berasapnya menunjukkan sekilas ke kedalaman dirinya. Kedalaman yang Hermione khawatirkan sekaligus ingin jelajahi.

Draco telah... wow. Sepanjang hari itu sungguh luar biasa. Dari dia menyentuh Hermione saat mereka terbang di langit hingga apa yang dia lakukan dengan mulutnya... sungguh wow. Hermione linglung sepanjang Minggu malam, bahkan tidak mendengarkan Ginny ketika dia berbicara tentang bagaimana Weird Sisters membatalkan tur mereka karena meningkatnya jumlah insiden dan serangan. Meskipun mulut Dravo adalah 'hadiah' bagi Hermione karena setuju untuk terbang bersamanya, rasanya seolah Draco hampir merencanakan sepanjang hari itu untuknya.

Hermione tahu itu tidak benar, tapi tetap saja, itulah rasanya. Draco ramah, suka bermain, dan nakal; bahkan menjawab pertanyaannya tentang riwayat seksual masa lalunya. Hermione merasa sedikit aneh menanyakan hal itu, tapi tidak bisa menghentikan rasa penasarannya untuk menguasai dirinya. Ia telah berani mengambil risiko Draco marah padanya demi kesempatan untuk mengenalnya lebih baik. Bagaimanapun, Hermione telah kehilangan keperawanannya padanya dan hampir tidak tahu apa-apa tentang Draco. Draco mengatakan dia tidak suka membicarakan dirinya sendiri dan itu terbukti benar, meski begitu, Hermione mulai mengenalnya. Mungkin bukan fakta tentang dirinya, tapi... gambaran tentang orang seperti apa Draco sebenarnya. Atau setidaknya, bisa jadi, saat dia menginginkannya.

"Ginny, bolehkah aku menanyakan sesuatu yang pribadi padamu?" Hermione memotongnya.

"Apa itu?" Ginny bertanya, nadanya berubah dari kesal menjadi tertarik.

Hermione melihat sekeliling dan kemudian membungkuk sedikit. "Apakah kau dan Dean pernah... kau tahu?"

Ginny tersipu sampai ke telinganya. "Kami telah melakukan... banyak hal. Tapi bukan itu."

"Oh." Hermione tidak sepenuhnya yakin kenapa ia bertanya, tapi mungkin jika ia bisa membicarakannya dengan orang lain ia bisa mengetahui apakah perasaan ini disebabkan oleh tindakan fisik atau sesuatu yang lebih.

On The Nature of Daylight by ikorous (Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang