Hi everyone, its been a while ya >< maaf baru bisa kembali dan update cerita ini, because university sucks😞 ((untung berhasil lulus, hehhehe #flex))Maaf notesnya di awal, aku mau rekomendasi untuk baca chapter sebelumnya biar lebih nyambung T_T
Selamat kembali membaca kisah Anjani yaa!
•••
"Cepet, Jan."
Anjani dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul berjalan mendekati Angkasa. Sulung dewangga tersebut duduk di motornya dengan ekspresi jengkel. Ia sudah hampir kesiangan ditambah harus mengantar Anjani terlebih dahulu.
Perempuan yang membalut seragamnya dengan cardingan abu kini sudah duduk anteng di kursi belakang. Ia menyandarkan kepalanya pada pundak Angkasa. Menumpukan beban tubuhnya sejenak pada sang kakak.
"Angkat." Angkasa menaikkan pundak kanannya.
"Bentar, Bang. Ngantuk banget," keluh Anjani.
Angkasa tidak peduli, ia kembali menghentak pundaknya dan memberikan helm agar lekas Anjani kenakan. Anjani mau tidak mau menuruti permintaan kakaknya. Sebenarnya ia berharap diantar menggunakan mobil agar bisa terlelap sepanjang perjalanan, sayangnya karena Angkasa dikejar waktu, berakhirlah Angkasa menggunakan motor.
Anjani mengusap cairan bening di matanya setelah menguap. Ia benar-benar mengantuk karena begadang mengerjakan soal latihan. Menyedihkannya, Anjani hanya tertidur satu jam semalam.
Tidak ada percakapan sepanjang perjalanan. Angkasa fokus pada jalanan yang dilalui, Anjani fokus mengendalikan kantuknya. Perempuan cantik yang mengepang rambutnya tersebut bahkan beberapa kali hampir tertidur.
Sekitar dua puluh menit, akhirnya motor yang dikendarai Angkasa tiba di depan SMA Nusa Bangsa. Anjani dengan sigap turun dan memeluk helm yang sudah lebih dulu dilepasnya.
"Makasih Bang. Maaf ngerepotin."
"Emang kapan sih hidup lo nggak ngerepotin? Gue cabut." Angkasa mendengus dibalik helm full facenya. Dalam hitungan detik, motor besar bersama pemiliknya sudah kembali melaju mengarungi jalanan ibu kota.
"Enteng banget mulutnya, dipikir adeknya gabisa sakit hati kali ya," ucap Anjani menatap kepergian sang kakak. Ia lalu membawa tubuhnya memasuki sekolah, ingin rasanya berbelok menuju ruang kesehatan untuk tidur sejenak, namun karena ingat pagi ini ada quiz, Anjani mengenyahkan niatnya.
•••
Galaa
Dimana?menurut lo??
galak
udah selesai kelasnya?baru selesai
kenapa?main yuk
?!??
tumbennnn
yuk, kemanaa? hehegue tunggu di parkirann
lima menit😡😡😡😡
otwww"Kemana lo? Buru-buru amat?" tanya Nada yang baru selesai menghapus papan tulis.
"Bisnis," kilah Anjani.
"Halah." Nada merotasikan kedua bola matanya. "Mau pacaran kan lo?"
"Hehe jangan cemburu gitu dong. Nanti malem kita call ya! Byebyeee."
Anjani melaju secepat kilat menuju parkiran. Ia tidak perlu repot-repot menyapa penghuni koridor sekolah sebab tidak banyak orang yang Anjani kenal. Saat kakinya memijak daerah parkiran, langkahnya melambat. Beberapa meter di depannya Jenggala terlihat tengah berbincang dengan Aruna.
KAMU SEDANG MEMBACA
coward
Novela JuvenilKembaran Anjani mengatakan, Anjani hanyalah gadis picik yang merebut orang-orang tersayang dari sisinya. Ketiga kakak laki-laki Anjani mengatakan hal serupa. Mereka bilang, Anjani tidak lebih dari gadis pengemis perhatian dalam keluarga mereka. Pada...